
Radang usus atau *Inflammatory Bowel Disease* (IBD) pada anak sering kali terlambat terdeteksi karena gejalanya menyerupai masalah pencernaan biasa. Padahal, kondisi ini bisa mengganggu tumbuh kembang, menghambat aktivitas, dan memengaruhi kualitas hidup si kecil. Dengan mengenali gejala serta memahami langkah penanganan terkini, orangtua dapat membantu anak tetap sehat meski hidup dengan IBD.
Data *Global Burden of Disease* (GBD) dari WHO tahun 2019 menunjukkan, lebih dari 88.000 anak di dunia hidup dengan IBD, dengan lebih dari 25.000 kasus baru muncul setiap tahun. Meski angka kejadian meningkat, tingkat kematian dan dampak parah penyakit ini justru menurun berkat kemajuan pengobatan.
Gejala dan Diagnosis IBD pada Anak
Dalam *The 2nd Siloam Digestive Summit 2025* di The Ritz-Carlton Hotel, Kuningan, Jakarta, dr. Himawan Aulia Rahman, SpA(K), Dokter Spesialis Anak Konsultan Gastroenterologi Siloam Hospitals Kebon Jeruk, menjelaskan bahwa IBD pada anak adalah kondisi serius yang dapat menghambat pertumbuhan dan rutinitas sehari-hari.
*”Dengan diagnosis akurat dan penanganan komprehensif, anak-anak tetap bisa hidup sehat dan aktif,”* ungkapnya dalam siaran pers yang diterima https://www.dapetblog.com/category/tech-news/, Selasa (12/8/2025).
Menurut dr. Himawan, diagnosis IBD pada anak harus dilakukan secara menyeluruh. Pemeriksaan yang umum dilakukan meliputi:
– Endoskopi
– Tes darah
– Pemeriksaan feses
– Menyingkirkan kemungkinan infeksi usus lain seperti tifus atau tuberkulosis gastrointestinal (TBC usus).
Pendekatan Penanganan Terkini
Pada kesempatan yang sama, dr. Frieda Handayani, SpA, Subsp. GH(K), memaparkan perkembangan terbaru dalam penanganan IBD.
*”Fokus penanganan saat ini adalah menyembuhkan peradangan di dinding usus untuk mencegah kekambuhan,”* jelasnya.
Penanganan IBD pada anak dapat dimulai dengan terapi nutrisi khusus, yaitu pemberian cairan bernutrisi sebagai pengganti makanan selama beberapa minggu untuk meredakan inflamasi. Jika terapi nutrisi belum efektif, dokter mungkin meresepkan obat anti-radang, penekan sistem imun, atau obat suntik sesuai kondisi anak.
Untuk kasus berat, seperti luka atau penyempitan usus, tindakan operasi bisa menjadi pilihan untuk mendukung pemulihan.
Peran Orangtua dalam Pencegahan dan Penanganan
Setelah memahami metode penanganan, orangtua diharapkan lebih waspada terhadap kesehatan pencernaan anak. Jangan abaikan keluhan berulang seperti sakit perut, diare berkepanjangan, atau berat badan yang sulit naik.
Konsultasi dini dengan dokter membantu memastikan diagnosis yang tepat dan memulai perawatan sesuai kebutuhan. Dengan penanganan optimal, anak dengan IBD tetap bisa tumbuh sehat, bersekolah, dan beraktivitas layaknya teman sebayanya.