Pasar Motor Listrik Indonesia Bergerak ke Segmen Lebih Besar, Honda Kuasai Pangsa
PT Astra Honda Motor (AHM) menangkap pergeseran tren pasar motor listrik di Tanah Air, di mana konsumen kini mulai melirik model berkapasitas lebih besar. Dominasi penjualan Honda CUV e: menjadi bukti nyata perubahan ini, sekaligus menjadi andalan utama brand tersebut di segmen kendaraan ramah lingkungan.
Proyeksi Penjualan 2025: Turun Imbas Hilangnya Subsidi
Octavianus Dwi, Direktur Marketing AHM, memprediksi total penjualan motor listrik nasional tahun ini mencapai 40.000 unit—jauh di bawah capaian 2024 yang menyentuh 60.000 unit. “Sejak subsidi dihentikan, pasar mengalami koreksi. Tapi Honda tetap berupaya mempertahankan penjualan dengan berbagai strategi,” ujarnya dalam keterangan di Tangerang (24/9/2025).
Salah satu taktiknya adalah penawaran diskon signifikan. Misalnya, Honda CUV e: yang semula dibanderol Rp54,45 juta kini bisa didapat sekitar Rp19 juta (termasuk baterai) per Juli 2025.
Ilustrasi Honda CUV e:Segmentasi Baru: CUV e: Jadi Primadona
Octa mengungkapkan, minat konsumen beralih dari model EM1 e: dan EM1 e: Plus ke CUV e: yang menawarkan jarak tempuh lebih jauh dan baterai ganda. “Sekitar 60-70% penjualan kami disumbang CUV e:. Sisanya berasal dari Icon e: dan EM1 e:,” jelasnya.
Ilustrasi motor listrik Honda di IIMS 2025Data Industri: Honda Diduga Dominan
Berdasarkan catatan Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia (AISI), penjualan motor listrik anggota AISI hingga Agustus 2025 mencapai 16.000 unit. Sementara Asosiasi Industri Sepeda Motor Listrik Indonesia (Aismoli) mencatat 12.000 unit terjual pada Semester I/2025.
Meski AHM tak merinci angka penjualannya, Honda diduga menguasai mayoritas pasar. Sebab, dua anggota AISI lain—Kawasaki dan TVS—masih tertinggal. Ninja e-1 dan Z e-1 Kawasaki hanya laku segelintir, sedangkan TVS iQube S baru akan mulai pengiriman unit produksi lokal Oktober 2025.
Kawasaki resmi meluncurkan motor listrik Ninja e-1 dan Z e-1
TVS iQube S di IMOS 2025






