
Sekjen Golkar Soroti Pentingnya Ketelitian dalam RUU Perampasan Aset
M. Sarmuji, Sekretaris Jenderal Partai Golkar, menekankan bahwa pembahasan detail dalam Rancangan Undang-Undang (RUU) Perampasan Aset tidak boleh diabaikan. Menurutnya, kesalahan atau celah hukum sering kali muncul dari hal-hal yang terlihat kecil. “Setan bisa masuk dalam hal-hal yang mendetail,” ujarnya saat berbicara di hadapan ratusan mahasiswa dari 11 kampus di Jakarta dan sekitarnya di Kantor DPP Partai Golkar, Rabu (17/9/2025).
Dalam dialog tersebut, mahasiswa banyak menyampaikan aspirasi mereka, termasuk urgensi pembahasan RUU Perampasan Aset. Merespons hal itu, Sarmuji menyatakan kesiapan Golkar untuk mendiskusikan RUU tersebut secara komprehensif.
Detail yang Krusial dalam Pembahasan RUU
Sarmuji mengingatkan bahwa pembuatan undang-undang tidak boleh dilakukan secara terburu-buru atau sekadar permukaan. “Kadang kita hanya membahas hal-hal umum, padahal ada pepatah dalam bahasa Inggris bahwa setan bersembunyi di detail,” katanya.
Ia menegaskan bahwa Fraksi Partai Golkar di DPR RI bertekad membahas RUU ini dengan cepat namun tetap teliti. Menurutnya, ketelitian sangat penting karena undang-undang bisa menjadi “pisau bermata dua”—memiliki manfaat sekaligus risiko jika tidak dirumuskan dengan hati-hati.
Kesiapan Diskusi Mendalam dengan Mahasiswa
Sebagai Ketua Fraksi Golkar, Sarmuji menyatakan kesediaannya untuk membedah naskah akademik hingga draf RUU Perampasan Aset bersama mahasiswa. Tujuannya agar RUU ini benar-benar memberikan manfaat dan terhindar dari potensi penyalahgunaan.
“Misalnya, jika terjadi abuse of authority oleh aparat penegak hukum, dampaknya tidak hanya buruk bagi koruptor, tetapi juga bisa merugikan orang-orang yang mungkin menjadi sasaran pasal ini,” jelasnya.
Dengan pendekatan yang cermat, diharapkan RUU Perampasan Aset dapat menjadi instrumen efektif dalam memerangi korupsi tanpa menimbulkan efek samping yang merugikan masyarakat.