
Sebuah peristiwa memilukan terjadi di tengah aksi demonstrasi di depan Gedung DPR RI, Jakarta, Kamis (28/8/2025). Seorang pengemudi ojek online (ojol) bernama Affan Kurniawan menjadi korban setelah tertabrak kendaraan taktis (rantis) milik Brimob.
Kendaraan Taktis dalam Sorotan
Dalam rekaman video yang viral di media sosial, terlihat kendaraan yang menabrak Affan diduga merupakan Rantis Rimueng—kendaraan patroli jarak jauh Brimob yang biasa digunakan untuk operasi pengendalian kerumunan hingga pengamanan tamu penting.
Penyimpangan Prosedur Keamanan
Indonesian Police Watch (IPW) menilai tindakan anggota Brimob yang mengoperasikan rantis hingga melindas pengemudi ojol telah melanggar protokol pengamanan.
Ketua IPW, Sugeng Teguh Santoso, menegaskan bahwa tujuan pengamanan seharusnya tercapai begitu lokasi dinyatakan aman. “Pengejaran dengan rantis hingga menyebabkan korban jiwa adalah pelanggaran prosedur karena pengemudi ojol tidak membahayakan,” ujarnya, dikutip dari Kompas.com (30/8/2025).
Bahaya Blind Spot di Tengah Kerumunan
Sugeng menekankan bahwa kendaraan taktis harus menjaga jarak aman dari kerumunan untuk menghindari blind spot—area yang tidak terlihat pengemudi dan berpotensi memicu kecelakaan.
“Rantis tidak seharusnya berada di tengah massa karena justru menciptakan risiko bagi demonstran dan aparat sendiri,” jelasnya.
IPW mendesak evaluasi sistem pengamanan selama aksi unjuk rasa, termasuk pengawasan ketat terhadap penggunaan kendaraan taktis. “Harus ada langkah profesional untuk mencegah korban jiwa, baik dari pihak massa maupun polisi,” tambah Sugeng.
Spesifikasi Rantis Rimueng
Menurut akun X @humaskorbrimob, Rantis Rimueng dirancang untuk mendukung operasi lapangan, termasuk pengangkutan personel dan peralatan.
- Kapasitas: 4 penumpang di dalam kabin dan 8 orang di footstep samping.
- Kemampuan: Bergerak di medan ekstrem dengan kemiringan hingga 60 derajat.
- Perlindungan: Lapisan baja tebal (full body armor) dan kaca antipeluru level NIJ 3.
- Persenjataan: Dilengkapi senapan serbu dan peluncur gas air mata.
Pelajaran dari Tragedi
Insiden ini mengingatkan pentingnya penerapan prosedur pengamanan yang ketat saat menggunakan kendaraan taktis di area padat massa. Evaluasi menyeluruh terhadap protokol pengendalian kerumunan diperlukan untuk mencegah terulangnya kejadian serupa di masa depan.