
Pustakawan RPTRA: Lebih dari Sekadar Penjaga Buku
Menjadi pustakawan di Ruang Publik Terpadu Ramah Anak (RPTRA) ternyata melibatkan lebih banyak peran daripada sekadar mengatur buku. Selain merawat koleksi bacaan, mereka juga bertugas menjaga kebersihan area, menyapu lantai, hingga merawat tanaman.
Tiara, salah satu pustakawan di RPTRA Mutiara Rawa Binong, Jakarta Timur, mengungkapkan bahwa pekerjaannya tidak hanya berpusat pada perpustakaan. Sejak 2017, ia dan lima rekannya saling bahu-membahu mengerjakan berbagai tugas tambahan.
Kerja Sama Tim yang Solid
“Kami berenam selalu bekerja sama. Kalau saya tidak ada, teman lain bisa menggantikan. Kami juga saling memahami tugas masing-masing, prinsipnya ‘apa yang lu mau, gue ada’,” ujar Tiara saat berbincang pada Rabu (17/9/2025).
Meski sudah terbiasa multitasking, Tiara berharap jumlah pengelola RPTRA bisa ditambah agar pengelolaan perpustakaan lebih optimal. “Beberapa RPTRA mungkin punya lebih banyak kegiatan, jadi kami berharap ada penambahan tenaga,” jelasnya.
Fokus pada Pengembangan Literasi
Ia ingin agar pustakawan bisa lebih berkonsentrasi meningkatkan minat baca masyarakat melalui beragam aktivitas. “Kami ingin perpustakaan tidak hanya untuk membaca, tapi juga memberdayakan warga dengan pelatihan-pelatihan,” tambahnya.
Bagi Tiara, kecintaannya pada dunia literasi menjadi pendorong utama untuk tetap bertahan. “Buku bukan sekadar kertas mati, tapi gerbang ilmu. Di mana pun saya berada, saya ingin memajukan literasi,” tegasnya.
Harapan untuk Masa Depan
Saat ini, Tiara dan rekan-rekannya berstatus Penyedia Jasa Lainnya Orang Perorangan (PJLP) dengan gaji setara Upah Minimum Regional (UMR). Ia berharap suatu saat bisa menjadi Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK), meski menyadari tantangannya.
“Kontrak diperpanjang tiap tahun. Harapannya bisa jadi PPPK. Soal gaji, kami hanya dapat UMR tanpa tambahan,” ungkapnya. “Kalau bisa, kontraknya tiga tahun sekali. Tapi kami sudah menandatangani pakta integritas, jadi tidak boleh menuntut jadi ASN.”