Bisakah Manusia yang Kejam pada Sesama Juga Kejam pada Hewan?

0 0
Read Time:1 Minute, 21 Second

Tragedi di Kampus Unud: Ketika Empati Menjadi Sorotan

Sebuah peristiwa memilukan terjadi di Universitas Udayana (Unud), di mana seorang mahasiswa berinisial TAS (22) meninggal dunia setelah terjatuh dari lantai empat kampus. Namun, yang turut mengundang perhatian adalah respons dingin beberapa mahasiswa lain yang dianggap tidak menunjukkan empati. Fenomena ini memicu diskusi tentang hubungan antara kepedulian terhadap manusia dan hewan, serta kaitannya dengan gangguan kepribadian seperti psikopati atau *Antisocial Personality Disorder* (ASPD).

Fakta Utama dalam Kasus Ini

1. Insiden dan Reaksi yang Menggemparkan
– Kematian TAS tidak hanya menyisakan duka, tetapi juga memunculkan kritik terhadap sikap sejumlah mahasiswa yang terkesan acuh.
– Banyak warganet mempertanyakan bagaimana seseorang bisa bersikap tidak peduli terhadap tragedi manusia, apalagi terhadap hewan.

2. Empati: Kunci Hubungan Sosial
– Menurut psikolog Clement Eko Prasetio, empati bersifat universal. Seseorang yang memiliki empati mampu merasakan penderitaan manusia, hewan, maupun makhluk hidup lainnya.
– Empati bukan sekadar ikut merasakan, melainkan juga memahami sudut pandang orang lain (*perspective-taking*) tanpa larut dalam emosi.
– Orang yang sulit berempati pada manusia, umumnya juga kesulitan merasakan penderitaan hewan.

3. Nirempati dan Gangguan Kepribadian
– Kurangnya empati (*lack of empathy*) sering dikaitkan dengan gangguan kepribadian seperti psikopati atau ASPD.
– Ciri ini tidak hanya terlihat dalam interaksi antarmanusia, tetapi juga dalam perlakuan terhadap hewan.
– Meski tidak semua orang yang nirempati memiliki gangguan ini, ketiadaan empati merupakan salah satu indikator utamanya.

4. Hubungan Empati Manusia dan Hewan
– Artikel ini menegaskan bahwa kepedulian terhadap manusia dan hewan saling berkaitan. Mereka yang berempati terhadap satu pihak, cenderung juga peduli pada pihak lainnya.

Peristiwa di Unud ini menjadi pengingat betapa pentingnya empati dalam kehidupan sosial, sekaligus menyoroti dampak buruk dari sikap nirempati—terutama dalam menghadapi tragedi kemanusiaan.

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %

Related Posts

Mengapa Masih Ada yang Ngerempehkan Korban?

Ketika Empati Menghilang: Mengurai Penyebab Nirempati dalam Kehidupan Sosial Dalam kehidupan sehari-hari, ada kalanya seseorang sulit merasakan atau memahami penderitaan orang lain, bahkan dalam situasi yang menyedihkan seperti tragedi kematian…

Dampak Psikologis yang Mengkhawatirkan Menurut Ahli

Duka di Kampus: Ketika Empati Hilang dan Dampaknya pada Kehidupan Sosial Kematian mahasiswa Universitas Udayana (Unud), TAS (22), menyisakan pertanyaan tentang bagaimana sikap nirempati (kurang empati) di kalangan mahasiswa dapat…

Average Rating

5 Star
0%
4 Star
0%
3 Star
0%
2 Star
0%
1 Star
0%

You Missed

Mengapa Masih Ada yang Ngerempehkan Korban?

  • By Admin
  • October 22, 2025
  • 0 views
Mengapa Masih Ada yang Ngerempehkan Korban?

Dampak Psikologis yang Mengkhawatirkan Menurut Ahli

  • By Admin
  • October 22, 2025
  • 0 views
Dampak Psikologis yang Mengkhawatirkan Menurut Ahli

Psikolog Ungkap Dampak Finansial pada Rumah Tangga Jule dan Na Daehoon yang Ramai Diperbincangkan

  • By Admin
  • October 22, 2025
  • 0 views
Psikolog Ungkap Dampak Finansial pada Rumah Tangga Jule dan Na Daehoon yang Ramai Diperbincangkan

Lepas L8 Sukses Lolos Uji Keselamatan Ketat di China

  • By Admin
  • October 22, 2025
  • 0 views
Lepas L8 Sukses Lolos Uji Keselamatan Ketat di China

5 Tips Jitu Merawat Jok Fabric Mobil agar Tetap Awet & Bersih Seperti Baru

  • By Admin
  • October 22, 2025
  • 1 views
5 Tips Jitu Merawat Jok Fabric Mobil agar Tetap Awet & Bersih Seperti Baru

Rahasia Mesin Motor Awet & Hemat BBM: Atur AFR dengan Tepat!

  • By Admin
  • October 22, 2025
  • 0 views
Rahasia Mesin Motor Awet & Hemat BBM: Atur AFR dengan Tepat!