
Pedagang Plaza 2 Blok M Mulai Berpindah ke Blok M Hub, Namun Masih Sepi Pengunjung
Blok M Hub kini menjadi rumah baru bagi para pedagang yang sebelumnya berjualan di Plaza 2 Blok M. Sayangnya, lokasi yang terletak di bawah tanah ini masih terlihat sepi karena belum banyak kios UMKM yang beroperasi. Meski begitu, sejumlah pengunjung yakin tempat ini punya potensi besar untuk berkembang, asalkan pengelola lebih giat menciptakan suasana yang menarik.
Blok M Hub Butuh Sentuhan Kreatif untuk Hidupkan Suasana
Erni (45), salah satu pengunjung, menyarankan agar pengelola menggelar acara promosi untuk memperkenalkan tenant yang ada. *”Tempatnya masih sepi, tapi kalau nanti kios-kios sudah terisi, sebaiknya diadakan acara agar orang-orang tahu dan bisa mencoba makanan di sini,”* ujarnya. Erni sendiri tertarik membuka usaha di Blok M Hub karena ingin beralih dari pekerjaan formal, namun masih bingung dengan prosedur penyewaan kios.
Salsa (30) juga melihat peluang di Blok M Hub, meski lokasinya agak tersembunyi. *”Kebanyakan yang lewat hanya penumpang Transjakarta. Pedagang dan pengelola harus lebih kreatif menarik perhatian pengunjung,”* katanya.
Pedagang Berharap Kunjungan Meningkat
Bagi para pedagang, relokasi ini menjadi harapan baru untuk mendapatkan lebih banyak pembeli. Yazid (23), penjual cimol, bahkan berencana menggandeng konten kreator untuk mempromosikan Blok M Hub. *”Kami ingin mengajak influencer agar tempat ini lebih dikenal,”* ujarnya.
Dibalik Relokasi: Polemik Sewa Kios di Plaza 2 Blok M
Relokasi ini tak lepas dari masalah kenaikan biaya sewa kios di Plaza 2 Blok M (District Blok M). Pedagang menuding Koperasi Pedagang Pasar Pusat Melawai Blok M (Kopema) sebagai penyebabnya, bukan PT MRT Jakarta. Sejak Januari hingga Mei 2025, Kopema diduga tidak menyalurkan uang sewa dari pedagang ke MRT, sehingga listrik di Plaza 2 diputus.
*”Kami bayar Rp 2-2,5 juta per bulan ke Kopema, tapi ternyata MRT hanya menerima Rp 300.000 per kios. Uangnya kemana?”* tanya Yazid frustrasi.
Gubernur Pramono Minta MRT Hentikan Kerja Sama dengan Kopema
Menanggapi hal ini, Gubernur Jakarta Pramono Anung meminta MRT menghentikan kerja sama dengan Kopema karena melanggar kesepakatan. *”Jika mereka tidak memenuhi kewajiban, hentikan saja kerja samanya,”* tegas Pramono saat meninjau Blok M.
Ia juga menemukan banyak pedagang yang gulung tikar akibat biaya sewa yang melambung, padahal tarif resmi hanya Rp 300.000–Rp 1,5 juta per bulan. Sebagai dukungan, Pramono memberikan pembebasan biaya sewa selama dua bulan bagi tenant yang pindah ke Blok M Hub. *”Kami berikan gratis dua bulan, tapi tolong jaga kondusivitas dan kenyamanan di sini,”* pesannya.