BRIN Beberkan Ciri & Bahaya Long Covid: Ancaman Kesehatan Serius Pascapandemi

0 0
Read Time:1 Minute, 28 Second

Pascapandemi Covid-19, ancaman *long Covid* masih membayangi kesehatan masyarakat. Dr. Hotma Martogi, peneliti dari Pusat Riset Biomedis Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), membeberkan ciri-ciri dan risiko kondisi ini yang masih dialami sebagian orang. Menurutnya, gejala mirip Covid-19 dapat bertahan hingga berbulan-bulan setelah infeksi awal, suatu fase yang dikenal sebagai *long Covid* atau fase pasca-akut.

Gejala *long Covid* Bervariasi

Hotma menjelaskan bahwa gejala *long Covid* tidak sama pada setiap orang. Ada yang hanya merasakan satu keluhan, seperti sesak napas atau kelelahan (*fatigue*), sementara lainnya mengalami gabungan beberapa gejala sekaligus. “Kelelahan paling sering ditemukan pada pasien *long Covid*, diikuti sesak napas dan *Post Traumatic Stress Disorder* (PTSD),” ujarnya.

Berdasarkan definisi WHO, *long Covid* terjadi pada orang dengan riwayat infeksi SARS-CoV-2 yang gejalanya muncul atau terus berlanjut minimal tiga bulan setelah infeksi awal dan berlangsung setidaknya dua bulan. Gejala ini bisa datang dan pergi atau menetap tanpa penyebab lain yang jelas.

Kelompok Rentan *Long Covid*

Hotma menyebut beberapa kelompok lebih berisiko mengalami *long Covid*, antara lain perempuan, lansia, pasien dengan Covid-19 berat, orang dengan penyakit penyerta (komorbid), mereka yang lama dirawat di rumah sakit, serta individu dengan indeks massa tubuh (IMT) tinggi atau obesitas. “Perempuan lebih berisiko, meski alasan pastinya belum sepenuhnya terungkap,” jelasnya.

Secara global, prevalensi *long Covid* pada 2025 mencapai 36%, dengan angka di Asia sekitar 35% dan di Indonesia berkisar 31–39%. Data CDC 2022 bahkan menyebut satu dari lima orang dewasa di AS pernah mengalaminya.

Vaksinasi Turunkan Risiko

Hotma menegaskan, vaksinasi minimal dua dosis terbukti mengurangi risiko *long Covid*. Perlindungan ini bekerja dengan menekan keparahan infeksi, menghambat replikasi virus, dan mencegah virus bertahan lama di tubuh. “Vaksin membantu sistem imun mengenali SARS-CoV-2 lebih cepat, sehingga netralisasi dan eliminasi virus lebih efisien,” pungkasnya.

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %

Related Posts

IDAI Ungkap Peran Penting Protein Hewani dalam Cegah Stunting pada Anak

Protein Hewani Kunci Utama Cegah Stunting pada Anak, IDAI Ingatkan Dalam upaya memerangi stunting, Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) menegaskan bahwa protein hewani memegang peranan penting. Ketua Pengurus Pusat IDAI,…

Pandemi Picu Penuaan Otak Lebih Cepat, Bahkan pada yang Tak Terkena Covid-19

Pandemi Covid-19 Diduga Picu Penuaan Otak Lebih Cepat, Bahkan pada yang Tak Terinfeksi Sebuah penelitian terbaru mengungkap bahwa pandemi Covid-19 mungkin mempercepat penuaan otak—tidak hanya pada mereka yang pernah terinfeksi…

Average Rating

5 Star
0%
4 Star
0%
3 Star
0%
2 Star
0%
1 Star
0%

You Missed

6 Saksi Diperiksa Soal Tragedi Tenggelamnya 2 Murid SD Bekasi Saat Ekskul Renang

  • By Admin
  • August 13, 2025
  • 0 views
6 Saksi Diperiksa Soal Tragedi Tenggelamnya 2 Murid SD Bekasi Saat Ekskul Renang

Dampak Limbah Restoran & Laundry yang Mencemaskan

  • By Admin
  • August 13, 2025
  • 0 views
Dampak Limbah Restoran & Laundry yang Mencemaskan

Bukan Provokasi, Tapi Edukasi!

  • By Admin
  • August 13, 2025
  • 0 views
Bukan Provokasi, Tapi Edukasi!

Polisi Hadapi Kendala Investigasi Kasus Tragis 2 Murid Bekasi Tewas dalam Ekskul Renang

  • By Admin
  • August 13, 2025
  • 1 views
Polisi Hadapi Kendala Investigasi Kasus Tragis 2 Murid Bekasi Tewas dalam Ekskul Renang

Bantuan Kemanusiaan Gaza Mulai Mengalir

  • By Admin
  • August 13, 2025
  • 1 views
Bantuan Kemanusiaan Gaza Mulai Mengalir

BPKN Dorong Transparansi LMKN dalam Pengelolaan Royalti Musik untuk Keadilan Seniman

  • By Admin
  • August 13, 2025
  • 2 views
BPKN Dorong Transparansi LMKN dalam Pengelolaan Royalti Musik untuk Keadilan Seniman