Budi Arie Setiadi, mantan Ketua relawan Jokowi (Projo), membuat kejutan dengan memutuskan beralih ke Partai Gerindra. Langkah ini menuai beragam tanggapan, termasuk analisis dari pengamat politik yang melihatnya sebagai langkah pragmatis di tengah dinamika kekuasaan yang berubah.
Pergeseran Politik yang Pragmatis
Menurut Dedi Kurnia Syah dari Indonesia Political Opinion (IPO), keputusan Budi Arie lebih didorong oleh pertimbangan praktis ketimbang ideologis. “Pengaruh politik Presiden Jokowi yang mulai memudar dan posisi PSI (Partai Solidaritas Indonesia) yang semakin lemah membuat Gerindra, partai penguasa pimpinan Prabowo, menjadi pilihan lebih menarik,” jelasnya.
Alasan di Balik Keputusan
Beberapa faktor disebutkan mendorong langkah ini, termasuk:
- Keinginan untuk mendapatkan perlindungan politik di bawah partai berkuasa.
- Peluang karier yang lebih stabil, terutama di tengah isu hukum yang membayangi Budi Arie.
Budi Arie sendiri menyatakan bahwa bergabung dengan Gerindra bertujuan mendukung agenda politik Presiden Prabowo. Namun, analis melihat ini sebagai upaya mengamankan posisinya dalam peta politik yang terus bergerak.





