
Anak-Anak Rentan Meniru Amarah Orang Dewasa, Ini Cara Mengajarkan Mereka Menyikapinya
Di masa gejolak sosial-politik yang kerap memanas, anak-anak dengan mudah menyerap apa yang mereka lihat dan dengar, termasuk emosi negatif seperti amarah. Mereka bisa terpapar kericuhan, kata-kata kasar, atau perilaku tidak pantas yang dilakukan orang dewasa. Psikolog anak dan remaja, Vera Itabiliana Hadiwidjojo, S.Psi., menekankan bahwa orangtua berperan penting dalam membimbing anak menyikapi situasi ini secara sehat.
1. Validasi Perasaan Anak Terlebih Dahulu
Langkah awal yang bisa dilakukan orangtua adalah mengakui emosi yang dirasakan anak. Misalnya, jika anak tampak cemas setelah menyaksikan keributan, orangtua bisa mengucapkan kalimat seperti, *”Kamu takut ya lihat orang marah-marah?”*
*”Dengan validasi, anak merasa dipahami dan aman. Ini penting agar mereka mau terbuka,”* jelas Vera saat berbincang dengan Kompas.com.
2. Jelaskan dengan Bahasa Sederhana
Anak perlu mendapat penjelasan yang sesuai dengan pemahaman usianya. Orangtua bisa menerangkan bahwa kemarahan orang dewasa sering muncul karena perbedaan pendapat, tetapi cara mengekspresikannya dengan kasar tidaklah benar.
*”Jelaskan dengan bahasa sederhana seperti, kadang orang dewasa marah karena berbeda pendapat, tapi bukan berarti cara marah seperti itu benar,”* ujar Vera.
3. Tawarkan Alternatif Positif
Setelah memberi pemahaman, orangtua dapat mengajarkan cara menghadapi perbedaan dengan lebih baik. Contohnya, *”Kalau kita berbeda pendapat, kita bisa bicara dengan tenang dan saling mendengar.”*
Dengan begitu, anak belajar bahwa konflik tidak harus diselesaikan dengan emosi meledak-ledak, melainkan melalui komunikasi yang baik.
4. Jadilah Teladan yang Baik
Selain penjelasan verbal, anak juga mencontoh perilaku orangtua sehari-hari. *”Kalau orangtua mampu mengelola emosi dan memperlihatkan sikap tenang, anak akan meniru itu,”* kata Vera.
Menunjukkan sikap ramah, membantu sesama, atau tetap tenang saat menghadapi masalah akan menjadi contoh nyata bagi anak dalam mengendalikan emosi.
Bekal Penting untuk Masa Depan Anak
Vera menegaskan bahwa mengajarkan anak menyelesaikan konflik dengan kepala dingin tidak hanya melindungi mereka dari perilaku agresif, tetapi juga membekali mereka dengan keterampilan sosial yang berguna di kemudian hari.
Anak yang terbiasa dilatih berempati dan mengendalikan diri akan lebih mudah membangun hubungan sehat, dipercaya orang lain, dan membuat keputusan yang bijak.
*”Empati dan kemampuan mengelola konflik adalah bekal penting agar anak bisa bertumbuh menjadi individu yang peduli, rendah hati, dan bertanggung jawab,”* pungkas Vera.