Christina Perri mengutarakan mengenai kelahiran putrinya yang namanya Pixie. Pennyanyi 36 tahun itu bicara mengenai sejarahnya dengan keguguran dan bagaimana hal tersebut mempengaruhi kisah hidupnya melahirkan bayi wanitanya yang saat ini berumur tiga bulan.
Saat sebelum kelahiran Pixie, vokalis itu alami keguguran di tahun 2020, dan di tahun itulah bercerita jika ia sudah kehilangan putrinya, Rosie, sepanjang trimester ke-3 .
Bogor Street Festival Cap Go Meh Hari Ini Check Kantong Parkir yang Dipersiapkan
Jennifer Bachdim Narasi Proses Persalinan Anak Ke-4 Tanpa Didampingi Irfan Bachdim
Sama seperti yang Christina terangkan, kisah hidupnya diawali dengan kasar saat ia ke rumah sakit untuk pengawasan janin empat hari saat sebelum ia direncanakan untuk diinduksi dan sesudah pembicaraan dengan team medisnya, sampai pada keputusan jika mereka ingin bayinya keluar dibanding daripada bila ada suatu hal yang keliru.
“Saya menjadi sisi dari club keguguran, dan saya jadi sisi dari club lahir mati, dan saat ini saya jadi sisi dari club ibu NICU. Dan sebenarnya saya cuma ingin stop tergabung dengan club/ Saya cuma ingin santai sebenar,” katanya saat menceritakan di pocast Informed Pregnany.
Bukan hanya pasangan itu belum siap, tapi doulanya pun tidak ada, karena wafatkannya dan suaminya Paul Costabile. Disamping itu ia teris menangis karena tidak bawa birthing ball, di rumah sakit itu tidak menyiapkannya.
Panduan Menyiapkan Diri untuk Hamil Kembali sesudah Keguguran
“Saya terus menangis karena bukan itu yang saya harapkan. Dan, saya mengirimi pesan ke group ibu saya – saya pikir saya sudah mengatakan awalnya begitu keutamaan rekan ibu saya dalam percakapan group kami – dan mereka berbicara, ‘Christina, kamu tidak sedih dengan birthing ball. Anda trauma. Anda akan mempunyai bayi. Anda takut ia tidak hidup. Ini bukanlah mengenai birthing ball,” ingat vokalis A Thousand Years itu.
Namun tetap saja ia memerlukan birthing ball. “Saya memerlukan birthing ball. Karena saya berpikir saya akan melahirkan semakin lama tanpa epidural, atau saya berpikir saya tidak meminum obat apa pun itu. Dan, disini saya memakai fentanil,” katanya.
Sementara ia ingat berasa semangat untuk berjumpa Pixie, ia tidak dapat tidak ingat kehilangan yang menyusulnya. Disamping itu walau dapat melahirkan secara cepat rupanya tidak seperti yang diperkirakan. Ia belum bisa bangkit dari tempat tidur, karena pembuluh darahnya pecah, dan trauma kehilangan bayinya terus menghantui.
“Keceriaan yang semestinya dirasa seorang saat mereka keluarkan bayi dan memberi bayinya padamu, saya tidak merasainya. Saya ketakutan. Tujuan saya, saya tidak berpikiran saya bernapas. Saya tidak mengetahui kapan saya bernapas. , jujur. Dan Paul histeris. Ngomong-ngomong, ia usaha keras tidak untuk histeris. Ia menggenggam kakiku, dan ia di mukaku, dan ia menangis,” ingatnya. “Dan saya nyaris tidak mengingatnya karena Anda ketahui saya ketakutan. Dan saya cuma ingin ini usai. Saya cuma ingin ini usai. Saya cuma ingin ini usai. Saya berpikir saya menggerakkan demikian keras dan cepat karena Saya cuma ingin ini usai.”
Ia ingat keadaan Pixie jadi yang paling biru dan putih, dan mendengus, karena melalui jalan lahir terlampau cepat. Periode tinggal Pixie di NICU sarat dengan rintangan, tapi kelulusannya membuat pasangan itu benar-benar lega.
“Saat bayi Anda ke NICU, salah satu hal yang luar biasa ialah mereka mengecek semua secara harfiah . Maka, Anda ketahui jika saat bayi lulus dari NICU, mereka sudah mengecek semua,” kata Christina..
“Salah satu hal baik saat kami dipulangkan ialah kami berasa seperti Pixie siap untuk pulang. Tetapi mereka terus temukan beberapa hal. Awalannya, itu ialah napasnya dan ia mendengus. Dan, itu ialah iritoma di kepalanya, dan itu ialah penyakit kuningnya, dan mereka memberitahu kami jika kami dapat pergi.”
Christina Perri ingat kebahagiaan murni yang tiba dengan memberitahu putri pertama mereka, Carmella yang berumur lima tahun, jika adik wanitanya akan pulang. “Kami memberitahu Carmella jika kami akan pulang dengan bayinya, kami buka FaceTime Carmella dan memperlihatkan adik wanitanya. Oh, ia benar-benar, benar-benar, benar-benar semangat dan benar-benar lucu, dan ia cuma terobsesi dengannya. Itu ialah peristiwa keceriaan yang kami perlukan,” ucapnya.
Christina Perri Melahirkan sesudah Dua Kali Keguguran
Informasi Seterusnya
Kate Spade New York Ekspresikan Seni Musim Luruh di New York Mode Week
50 menit yang lalu
Artikel Berkaitan
Jennifer Bachdim Narasi Proses Persalinan Anak Ke-4 Tanpa Didampingi Irfan Bachdim
Panduan Menyiapkan Diri untuk Hamil Kembali sesudah Keguguran
Maternity Model Jessie J Tampil Bold Serba Pink
Berikut Langkah Menangani Pergolakan Emosional Karena Keguguran
Sangkaan Malpraktik Yuliantika Lumpuh Selesai Operasi Caesar, Kuasa Hukum RS Buah Hati Membuka Suara
Yuliantika, Masyarakat Ciputat Tiga Tahun Lumpuh Karena Malpraktik Saat Melahirkan
Jennifer Bachdim bercerita proses persalinannya yang jalan cepat sekali, didampingi ke-2 orangtua.
Keguguran sekali tidak berarti jika seorang wanita tidak bisa hamil kembali.
Jessie J memperlihatkan maternity style-nya yang bold dengan baju memiliki nuansa hot pink
Keguguran bisa membuat orangtua rasakan campur baur emosi. Berikut langkah-langkah menangani pergolakan emosional karena keguguran.
Kuasa hukum Yuliantika memperjelas tidak ada perdamaian dalam kasus sangkaan malpraktik ini, dan akan balik ajukan tuntutan.
Yuliantika, seorang masyarakat Ciputat, Tangerang Selatan cuma dapat tiduran. Keadaannya lumpuh karena diperhitungkan malpraktik dalam suatu rumah sakit.
Emily Ratajkowski membagi beberapa peristiwa dibalik monitor saat shooting iklan Versace bersama putranya, Slyvester
Seorang penumpang KRL Jabodetabek, Siti Fatimah, mendadak kontraksi dalam kereta. Ia juga melahirkan di Stasiun Tanah Abang.
Selainnya operasi Caesar, sistem persalinan ERACS semakin terkenal. Ini ketidaksamaan ke-2 nya
Asumsi berkenaan ibu baru melahirkan dilarang tidur siang sepanjang 40 hari ialah hoax