Membangun Sekolah Rakyat: Tantangan dan Langkah Maju
Menteri Sosial Saifullah Yusuf atau yang akrab disapa Gus Ipul mengidentifikasi sejumlah hambatan dalam pengembangan Sekolah Rakyat (SR). Mulai dari keterbatasan fasilitas, proses rekrutmen tenaga pengajar, hingga pemilihan peserta didik menjadi tantangan utama yang harus dihadapi.
Tantangan Utama dalam Pembangunan SR
Gus Ipul menjelaskan, kendala utama terletak pada penyediaan sarana-prasarana, seleksi guru, kepala sekolah, dan siswa. “Ini adalah tantangan nyata yang kami hadapi di lapangan,” ujarnya saat berbicara di Kompleks Istana, Jakarta, Jumat (19/9/2025). Namun, ia optimis bahwa kolaborasi antarinstansi, seperti pemerintah daerah, Kementerian Pendidikan Dasar Menengah, Kementerian PUPR, dan Kementerian Dalam Negeri, dapat menjadi solusi.
Dukungan Multi-Pihak untuk Atasi Hambatan
“Bersyukur, dengan dukungan Kemenko PMK dan berbagai pihak, semua tantangan ini bisa kita atasi,” tambah Gus Ipul. Ia juga mengungkapkan bahwa dalam waktu dekat, akan ada penambahan 16 SR yang mulai beroperasi, menyusul 40 lainnya pada akhir September.
Target Pembangunan SR oleh Presiden Prabowo
Presiden Prabowo Subianto mencanangkan pembangunan 500 SR di daerah tertinggal di Indonesia. Hingga Kamis (11/9/2025), tercatat 100 SR telah aktif, dengan rencana penambahan menjadi 165 sekolah dalam beberapa minggu ke depan. “Saya terkejut dengan percepatan ini,” kata Prabowo saat kunjungan ke SRMA 10 Margaguna, Jakarta Selatan.
Pada Oktober mendatang, Presiden akan meresmikan sejumlah SR baru. Ia juga mengapresiasi kerja keras Kementerian Sosial, Kemendikdasmen, guru, dan pengelola asrama dalam mewujudkan program ini. Untuk tahun depan, pemerintah menargetkan pembangunan 100 SR tambahan sebagai bagian dari rencana jangka panjang mencapai 500 sekolah.







