
BEKASI, KOMPAS.com – Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi menekankan bahwa pelestarian sungai dan rawa di Bekasi merupakan kunci utama untuk mencegah banjir. Ia menyoroti bahwa pengetahuan lokal tentang pengelolaan air telah ada sejak era Kerajaan Tarumanegara, yang berjaya pada abad ke-4 hingga ke-7 Masehi.
“Sebagai seseorang yang mempelajari sejarah Tarumanegara, saya paham betul bahwa nenek moyang kita sudah menguasai peradaban air. Mereka menjadikan sungai sebagai pusat kehidupan, sarana transportasi, sekaligus solusi mengatasi banjir,” ujar Dedi dalam pidatonya di Kalimalang, Kota Bekasi, Kamis (21/8/2025).
Menurutnya, warisan leluhur yang paling sederhana namun krusial adalah merawat sungai dan rawa. “Ilmunya hanya dua: kelola sungai dan jaga rawa. Jika itu dilakukan, Bekasi tak akan kebanjiran,” tegasnya.
Bekasi dan Warisan Tarumanegara dalam Pengelolaan Air
Dedi menjelaskan bahwa Kali Bekasi merupakan bukti nyata keahlian Kerajaan Tarumanegara dalam tata kelola air. Raja Purnawarman, penguasa kerajaan tersebut, terkenal dengan pembangunan kanal dan sistem irigasi multifungsi untuk pertanian, transportasi, dan pengendalian banjir.
“Bekasi patut bersyukur karena memiliki warisan peradaban air yang maju. Tak banyak daerah yang memiliki sungai sebaik ini, dan itu adalah peninggalan Raja Purnawarman,” ungkapnya.
Bukti sejarah ini tercatat dalam Prasasti Tugu, yang ditemukan di Kampung Batutumbuh, Jakarta Utara. Prasasti tersebut mengisahkan penggalian Sungai Gomati dan Candrabaga (kini Kali Bekasi) sepanjang 11-12 kilometer oleh Raja Purnawarman.
Penataan Sungai: Solusi Jangka Panjang
Dedi menegaskan bahwa penataan ruang di sepanjang aliran sungai, baik hulu maupun hilir, harus menjadi prioritas. Menurutnya, banjir kerap terjadi akibat alih fungsi lahan dan pembangunan tanpa perencanaan matang.
“Perubahan tata ruang di hulu harus segera diperbaiki. Perda 2022 telah menghilangkan 1,5 juta hektar lahan hijau. Sekarang, kami berupaya mengembalikan fungsi tersebut,” tegasnya.
Langkah konkretnya termasuk menertibkan bangunan yang menghalangi aliran sungai agar fungsinya sebagai pengendali banjir tetap optimal.
Kunjungan ke Proyek Jembatan Nol Rawalumbu
Dedi juga meninjau progres perbaikan Jembatan Nol Rawalumbu di Jalan Pramuka, Bekasi, dengan anggaran Rp1,8 miliar. Didampingi Wali Kota Bekasi Tri Adhianto Tjahyono, ia tiba sekitar pukul 11.30 WIB dan menyaksikan langsung pengerjaan tiang penyangga serta sekat proyek.
“Semoga Bekasi bebas banjir, pemimpinnya bijak, dan warganya sejahtera,” ucap Dedi di hadapan warga yang antusias menyambutnya.
Usai berdialog singkat, Dedi melanjutkan agenda dengan meninjau pembangunan polder di Kelurahan Sepanjangjaya, bagian dari strategi komprehensif penanggulangan banjir di Bekasi.