
Mall WTC Matahari Tangerang Selatan: Suasana Sepi dan Tantangan yang Menghantui
Suasana sepi menyelimuti Mall WTC Matahari di Jalan Raya Serpong, Pondok Jagung, Tangerang Selatan. Hingga Senin, 20 Oktober 2025, pusat perbelanjaan ini tampak kehilangan daya tariknya dengan jumlah pengunjung dan penyewa yang terus merosot.
* Minimnya Penyewa: Lorong-lorong mall terasa lengang, dipenuhi tanda “Dijual” atau “Disewakan” di berbagai toko yang kini kosong.
* Zona Mati: Area yang dulu ramai, seperti deretan penjual pakaian dan makanan, sekarang tertutup rapat. Beberapa pedagang memilih pindah ke lokasi lain.
* Operasional Menyusut: Hanya segelintir tenant yang bertahan. Lantai satu masih menampung beberapa toko fashion dan emas, serta gerai Matahari yang lebih kecil. Di lantai dua, terdapat sedikit kios perhiasan dan food court dengan merek seperti KFC dan A&W. Lantai tiga menyisakan Sportstation, sementara toko besar seperti Metro Bookstore dan Matahari Department Store sudah tutup. Lantai empat masih memiliki beberapa toko elektronik, tapi bioskop Cinepolis gelap tanpa aktivitas.
* Fasilitas Terabaikan: Kondisi mall semakin memprihatinkan. Beberapa eskalator rusak atau hanya beroperasi di jam tertentu, langit-langit ada yang rusak, pencahayaan redup, dan kaca-kaca terlihat kotor.
* Keluhan Pedagang: Para pedagang yang bertahan mengaku pendapatannya anjlok drastis sejak pandemi. Sebagian bahkan hampir tidak mendapat pemasukan, padahal dulu bisa meraup hingga satu juta rupiah per hari.
* Masalah Manajemen: Perubahan kebijakan setelah pergantian pengelola lima tahun lalu turut disalahkan. Pengurangan jam operasional fasilitas dan penghematan anggaran disebut mengurangi kenyamanan mall.
* Tetap Beroperasi: Meski kondisinya memprihatinkan, belum ada tanda-tanda mall lima lantai ini akan tutup permanen. Namun, pedagang khawatir bisnis mereka tak bisa bertahan lama dalam situasi ini.