
JAKARTA, KOMPAS.com – Pola asuh anak terus berevolusi seiring zaman, menyesuaikan dengan perkembangan nilai sosial, ilmu pengetahuan, dan tantangan yang dihadapi setiap generasi. Penyanyi legendaris Dewi Yull memahami hal ini dan memilih untuk tidak terlalu ikut campur dalam pengasuhan cucunya. Ia lebih memilih memberikan kebebasan kepada anak dan menantunya, Merdianti Octavia, untuk menentukan gaya pengasuhan mereka sendiri.
Kedekatan Dewi Yull dengan menantunya pun terlihat harmonis, bahkan membuatnya dijuluki “mertua idaman” oleh warganet.
Percaya Sepenuhnya pada Keputusan Anak dan Menantu
Sebagai seorang nenek, Dewi Yull lebih berperan sebagai pendukung ketimbang pengatur. Ia menegaskan bahwa keputusan terkait pola asuh cucunya sepenuhnya berada di tangan anak dan menantunya.
“Saya sebagai nenek dan mertua memberikan kepercayaan penuh kepada anak dan menantu saya dalam menjalani kehidupan mereka,” ujarnya dalam peluncuran kemasan baru Cussons Baby di Jakarta Pusat, Kamis (21/8/2025).
Menurutnya, pasangan muda tersebut telah memiliki kebijaksanaan untuk memilih metode pengasuhan yang terbaik bagi anak-anak mereka. Memberikan kepercayaan ini, kata Dewi, membantu orangtua muda belajar dan berkembang melalui pengalaman mereka sendiri.
“Mereka sudah lebih pintar dan, InsyaAllah, lebih bijak dalam menentukan pola asuh serta pendidikan yang tepat untuk anak-anaknya,” tambahnya.

Pola Asuh Masa Lalu Tidak Selamanya Relevan
Dewi Yull, yang merupakan ibu dari empat anak, menyadari bahwa metode pengasuhan yang ia terapkan dulu tidak bisa begitu saja diterapkan di era sekarang. Perkembangan dunia, kemudahan akses informasi, dan perubahan budaya turut memengaruhi cara orangtua membesarkan anak-anak mereka.
“Mereka tidak bisa menggunakan pola zaman dulu atau pola yang saya pakai, karena sekarang pengetahuan dan dunia sudah jauh berbeda,” jelasnya.
Ia melihat bahwa orangtua masa kini lebih terbuka terhadap ilmu parenting modern, mencakup pendekatan psikologis, kesehatan anak, hingga stimulasi kreatif sesuai usia. Perbedaan inilah yang membuat Dewi Yull enggan memaksakan gaya pengasuhannya kepada anak dan menantunya.
Mempercayai Naluri Keorangtuaan
Meski tidak terlibat langsung, Dewi Yull yakin bahwa setiap orangtua memiliki insting alami untuk melindungi dan mendidik anak-anak mereka.
“Satu hal yang saya tekankan adalah kepercayaan saya bahwa mereka, sebagai orangtua, pasti tahu cara melindungi, menyayangi, dan memberikan yang terbaik seiring waktu,” ujarnya.
Ia meyakini bahwa pengalaman dan intuisi orangtua tidak bisa digantikan. Dengan membiarkan anak dan menantunya menemukan caranya sendiri, proses belajar menjadi orangtua akan berjalan secara alami.
Menghargai Perbedaan Latar Belakang
Dewi Yull juga menekankan pentingnya memahami bahwa setiap orangtua dibesarkan dengan latar belakang budaya dan pengalaman yang berbeda. Hal ini membuat pendekatan pengasuhan setiap keluarga menjadi unik.
“Setiap orang pasti memiliki pola yang berbeda karena kita tumbuh dengan budaya dan pengalaman yang berbeda. Karena itu, saya tidak ingin anak dan menantu saya meniru cara hidup saya,” tegasnya.
Dengan memberikan kebebasan ini, risiko konflik antargenerasi dapat diminimalisir, sekaligus mempererat ikatan emosional. Ia tetap hadir sebagai tempat berbagi pengalaman tanpa mengambil alih keputusan. Dengan cara ini, Dewi Yull tetap bisa dekat dengan cucu-cucunya sambil menghormati pilihan anak dan menantunya.