
Lupus, penyakit autoimun yang menyerang berbagai organ tubuh, seringkali dianggap menakutkan. Namun, dengan penanganan yang tepat, penderitanya tetap bisa menjalani hidup aktif, produktif, bahkan meraih prestasi.
Dalam *Talkshow Keluarga Sehat* bersama Radio Kesehatan Kemenkes RI (8/5), dr. Fenda Adita, Sp.PD, FINASIM, menegaskan bahwa diagnosis lupus bukanlah akhir dari segalanya.
“Banyak pasien lupus yang sukses berkuliah, bekerja, bahkan berkarir sebagai dokter, tentara, atau polisi. Kuncinya adalah kedisiplinan dalam pengobatan dan menghindari faktor pemicu,” jelas dr. Fenda.
Ia menambahkan, perasaan minder atau takut berlebihan justru dapat memperburuk kondisi psikologis pasien. Dukungan sosial dan pemahaman yang baik tentang penyakit ini membantu penderita tetap percaya diri dan mandiri.
Tetap Aktif dengan Pengobatan dan Gaya Hidup Sehat
Lupus adalah penyakit autoimun sistemik, di mana sistem kekebalan tubuh yang seharusnya melindungi justru menyerang organ sendiri. Kondisi ini dapat memengaruhi sendi, ginjal, kulit, paru-paru, hingga saraf.
Meski demikian, lupus bisa dikendalikan dengan beberapa langkah berikut:
– Minum obat secara teratur sesuai petunjuk dokter.
– Menghindari pemicu kekambuhan, seperti stres dan paparan sinar matahari berlebihan.
– Menjaga pola hidup sehat dengan aktivitas fisik dan nutrisi seimbang.
“Jangan sampai lupus menjadi alasan untuk berhenti sekolah, kuliah, atau bekerja. Justru, isolasi sosial bisa memicu stres. Jika kondisi terkontrol, pasien harus tetap beraktivitas,” tegas dr. Fenda.
Perlunya Edukasi dan Dukungan untuk Lawan Stigma
Sayangnya, stigma negatif terhadap penderita lupus masih sering terjadi. Beberapa orang bahkan mengira penyakit ini menular, sehingga pasien kerap dijauhi. Padahal, lupus bukan penyakit infeksi dan tidak menular.
“Kalau lupus menular, saya pasti sudah tertular karena setiap hari bertemu pasien. Faktanya tidak, karena lupus bukan disebabkan infeksi. Justru, pasien butuh dukungan, bukan dijauhi,” ujar dr. Fenda.
Dukungan dari keluarga, pasangan, dan lingkungan kerja sangat penting untuk keberhasilan pengobatan jangka panjang.
Deteksi Dini Kunci Cegah Komplikasi
Gejala lupus bisa samar, seperti kelelahan, ruam kulit, atau nyeri sendi. Namun, dr. Fenda menekankan pentingnya pemeriksaan dini jika gejala berlangsung lama.
Dengan diagnosis tepat dan pengobatan konsisten, banyak pasien lupus mencapai remisi—kondisi di mana gejala mereda dan kualitas hidup tetap baik.
“Harapannya, pasien lupus bisa terhindar dari komplikasi serius. Kuncinya adalah deteksi cepat, kedisiplinan pengobatan, dan pemahaman yang benar tentang penyakit ini,” pungkasnya.