
Ketidaksesuaian Data Penerima Bantuan Sekolah Rakyat di Tangsel Jadi Sorotan
Anggota Komisi VIII DPR RI, Selly Andriany Gantina, mengungkapkan adanya ketidakakuratan data penerima manfaat program Sekolah Rakyat di Tangerang Selatan (Tangsel). Menurutnya, masih banyak siswa dari keluarga mampu yang tercatat dalam kategori desil satu dan dua—padahal seharusnya diperuntukkan bagi keluarga kurang mampu.
Data Tidak Akurat, Pemerintah Diminta Bertindak
Selly menyoroti fenomena ini saat berkunjung ke Sekolah Rakyat Menengah Atas (SRMA) 33 Tangsel di Serpong Utara, Rabu (17/9/2025). Ia mencontohkan, beberapa siswa yang terdaftar sebagai penerima bantuan justru berasal dari keluarga dengan kondisi rumah yang layak.
“Ada anak-anak yang masuk desil 1 dan 2, tapi rumahnya sudah memadai. Ini harus diverifikasi ulang di lapangan,” tegasnya.
Potensi Salah Sasaran dalam Penyaluran Bantuan
Persoalan ini bukan kali pertama terjadi. Selly mengungkapkan, di sejumlah daerah lain juga ditemukan kasus serupa—keluarga dengan kemampuan ekonomi baik tetap tercatat sebagai penerima bantuan untuk warga miskin.
“Beberapa keluarga yang sebenarnya mampu masih terdaftar dalam kategori miskin. Ini harus menjadi perhatian serius Kementerian Sosial,” ujarnya.
Mekanisme Penentuan Desil yang Bermasalah
Saat ini, penentuan status desil dilakukan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) melalui Data Tunggal Sosial Ekonomi Nasional (DTKSN). Namun, Selly menilai sistem ini justru menimbulkan ketidakjelasan di lapangan.
“Yang seharusnya masuk desil 1 atau 2 justru terdorong ke desil 5 dan 6, sementara keluarga mampu malah masuk kategori miskin. Ini jelas tidak tepat,” paparnya.
Perlu Evaluasi dan Peran Aktif Pemda
Untuk mengatasi masalah ini, Selly mendesak adanya evaluasi menyeluruh terhadap mekanisme pemutakhiran data. Ia juga menekankan pentingnya melibatkan pemerintah daerah dalam proses validasi agar bantuan tepat sasaran.
“Jangan sampai kesalahan data merugikan anak-anak dari keluarga miskin yang sebenarnya berhak mendapat bantuan,” tandasnya.