
Penggunaan gawai pada anak perlu diatur dengan cermat, disesuaikan dengan tahap usia dan kebutuhan perkembangannya. Psikolog anak dan keluarga sekaligus pendiri TigaGenerasi, Saskhya Aulia Prima, membagikan panduan durasi screen time yang ideal untuk anak.
Usia 2-5 Tahun: Batasi Hingga Satu Jam Sehari
Saskhya merekomendasikan agar anak usia dua hingga lima tahun tidak terpapar layar lebih dari satu jam per hari. Agar tidak terlalu lama menatap gawai, waktu tersebut sebaiknya dibagi menjadi beberapa sesi singkat.
*”Untuk anak usia dua sampai lima tahun, durasi screen time sebaiknya 30 menit hingga satu jam. Ketika pertama kali mengenalkan gawai, saya membagi waktunya menjadi beberapa bagian,”* jelas Saskhya dalam acara *Keluarga Cerdas Berinternet* yang diselenggarakan Google dan YouTube di Jakarta Selatan, Selasa (1/7/2025).
*”Contohnya, 15 menit dulu dengan alarm sebagai pengingat. Kemudian, 15 menit berikutnya bisa diberikan di waktu lain,”* tambahnya.
Menurutnya, konsistensi dalam menerapkan jadwal screen time akan memudahkan anak beradaptasi. Misalnya, orangtua bisa menetapkan waktu tertentu, seperti setelah mandi sore atau usai makan malam.
*”Jika sejak kecil anak sudah terbiasa dengan rutinitas, mereka akan lebih mudah diajak bekerja sama. Misalnya, screen time boleh dilakukan setelah mandi sore atau selepas Maghrib,”* ujar Saskhya.
Usia Sekolah Dasar: Maksimal Dua Jam Sehari
Saat anak memasuki usia sekolah dasar, durasi screen time dapat ditingkatkan menjadi satu hingga dua jam per hari. Namun, penggunaan gawai sebaiknya lebih difokuskan untuk kebutuhan belajar, seperti mengerjakan tugas atau mencari referensi.
*”Anak SD sekarang sering membutuhkan akses internet untuk mengerjakan tugas atau riset. Jadi, screen time selama satu hingga dua jam bisa digunakan untuk keperluan sekolah,”* paparnya.
Meski demikian, Saskhya mengingatkan agar aktivitas fisik tetap menjadi prioritas. Orangtua juga perlu memastikan bahwa screen time tidak mengganggu waktu bermain dan gerak anak.
*”Durasi screen time harus seimbang dengan kebutuhan fisik anak. Mereka tetap butuh bergerak dan berinteraksi langsung setiap hari,”* tegasnya.
Selain mengatur durasi, pastikan konten yang dikonsumsi anak bersifat edukatif dan mendukung perkembangannya. Pengawasan orangtua terhadap aktivitas digital anak juga menjadi kunci utama.