
Roblox: Dampak Positif dan Negatif bagi Anak yang Perlu Diwaspadai
Permainan daring Roblox kini menjadi favorit di kalangan anak-anak, namun popularitasnya tidak lepas dari pro dan kontra. Di satu sisi, game ini bisa melatih keterampilan komunikasi, tetapi di sisi lain, ada risiko terpapar konten negatif seperti kekerasan dan percakapan tidak pantas.
Anita Puspitasari (37), seorang ibu rumah tangga dari Babelan, Bekasi, mengungkapkan bahwa anaknya, ZKH (8), sangat menyukai Roblox sejak dua tahun terakhir. Meski begitu, Anita menyadari bahwa game ini memiliki sisi gelap, seperti munculnya kata-kata kasar hingga obrolan dewasa di kolom chat. Bahkan, tak jarang pemain menjadi emosional karena alur permainan. Untuk mengantisipasi hal ini, Anita selalu mengingatkan anaknya untuk segera keluar dari game jika menemukan percakapan yang tidak pantas.
*”Biasanya banyak anak yang marah-marah saat bermain. Saya sudah ajarkan anak saya, kalau ada yang bicara kasar atau hal dewasa, langsung *leave*,”* ujar Anita pada Rabu (6/8/2025).*
Ia menekankan pentingnya peran orang tua dalam mengawasi anak agar terhindar dari dampak buruk Roblox. *”Kita harus tegas jika kontennya sudah tidak baik,”* tambahnya.
Manfaat Meningkatkan Kemampuan Bahasa Inggris
Di balik risiko negatif, Anita mengakui bahwa Roblox juga memberikan manfaat besar bagi perkembangan anaknya. Selama dua tahun terakhir, anaknya sengaja bermain di server luar negeri untuk melatih kemampuan bahasa Inggris melalui interaksi dengan pemain lain.
Menurut Anita, anaknya lebih sering berkomunikasi dalam bahasa Inggris daripada sekadar bermain. *”Dia lebih banyak *chat*-nya daripada main gamenya. Misalnya, saat mau lompat, dia mengetik dalam bahasa Inggris,”* jelasnya.
Pembatasan Waktu Bermain
Menyadari potensi dampak negatif, Anita memilih membatasi waktu bermain anaknya. Langkah serupa juga diambil oleh Rino (31), seorang ayah dari Mustikajaya, Bekasi. Ia khawatir anaknya, RFS (4), terpengaruh percakapan negatif di dalam game.
*”Di *chat* ada risiko konten tidak pantas. Anak saya sudah bisa membaca, jadi saya khawatir dia memahami obrolan yang tidak sesuai usianya,”* ujar Rino.
Akibat pembatasan ini, anaknya kini jarang bermain Roblox. *”Sekarang sudah hampir tidak pernah main lagi,”* tambahnya.
Larangan Resmi karena Unsur Kekerasan
Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen) Abdul Mu’ti secara tegas melarang anak-anak bermain Roblox karena mengandung adegan kekerasan. Menurutnya, anak-anak dengan kemampuan berpikir yang masih terbatas cenderung meniru apa yang mereka lihat.
*”Misalnya, dalam game, memukul atau membanting karakter itu dianggap biasa. Tapi kalau dilakukan di dunia nyata, tentu berbahaya,”* kata Mu’ti saat berkunjung ke SD Negeri 2 Cideng, Jakarta Pusat, Senin (4/8/2025).
Ia mendorong orang tua untuk mengarahkan anak pada aktivitas fisik dan sosial yang lebih bermanfaat, serta membatasi penggunaan gim hanya untuk tujuan edukasi.
Pemerintah Pertimbangkan Blokir Roblox
Menteri Sekretaris Negara Prasetyo Hadi menyatakan bahwa pemerintah siap memblokir Roblox jika konten kekerasannya dinilai sudah melewati batas. Kebijakan ini tidak hanya berlaku untuk Roblox, tetapi juga game online lain yang berpotensi merusak perilaku anak.
*”Jika kontennya sudah memengaruhi perilaku anak-anak, kami tidak ragu untuk menutupnya,”* tegas Prasetyo.
Ia menegaskan komitmen pemerintah dalam melindungi generasi muda. *”Kami tidak akan toleransi terhadap konten kekerasan. Kalau perlu, game seperti ini akan kami blokir,”* pungkasnya.