Reformasi Polri: Tiga Aspek Utama dan Dukungan untuk Komite Perubahan
Mantan Kapolri Da’i Bachtiar menggarisbawahi tiga aspek penting dalam reformasi kepolisian: instrumental, struktural, dan kultural. Menurutnya, reformasi budaya di tubuh Polri masih memerlukan perhatian lebih karena dinilai sebagai elemen yang paling krusial untuk diperbaiki.
Budaya yang Perlu Diubah
Mahfud MD turut menyoroti persoalan budaya sebagai akar masalah. Ia menyebut adanya “budaya buruk” di lingkungan Polri yang menimbulkan citra negatif di mata masyarakat. Beberapa masalah yang mencuat antara lain praktik pungli, sistem promosi yang tidak berdasarkan meritokrasi, serta adanya dugaan jual-beli jabatan atau promosi karena faktor kedekatan.
Dukungan untuk Komite Reformasi Polri
Baik Da’i Bachtiar maupun Mahfud MD mendukung pembentukan Komite Reformasi Polri oleh Presiden Prabowo Subianto yang diketuai Jimly Asshiddiqie. Mereka melihat langkah ini sebagai akselerasi proses reformasi. Da’i menambahkan bahwa komite tersebut sedang mengumpulkan rekomendasi, yang sebagian telah atau akan disampaikan kepada Presiden dan Kapolri saat ini, Listyo Sigit Prabowo.
Sikap Kapolri Terhadap Evaluasi
Kapolri Listyo Sigit Prabowo menyatakan bahwa institusi Polri terbuka terhadap evaluasi dan masukan dari komite tersebut. Ia menegaskan kesiapan Polri untuk merespons cepat dan menjalankan rekomendasi yang diberikan. Tujuannya adalah mewujudkan reformasi dalam tindakan nyata guna meningkatkan kinerja dan kepercayaan publik. Bagi Listyo, reformasi adalah proses yang terus berjalan dan harus diupayakan secara konsisten.




