
Kemendikdasmen Soroti Gejala Kurang Nasionalisme di Kalangan Generasi Muda
Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen) Abdul Mu’ti menyoroti adanya tren penurunan rasa nasionalisme di kalangan anak muda Indonesia. Fenomena ini menjadi salah satu perhatian utama Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) dalam upaya memperkuat identitas kebangsaan.
“Kami melihat gejala ini dan menjadikannya fokus utama, khususnya dalam membangun semangat cinta Tanah Air, kebanggaan sebagai bangsa Indonesia, serta kemajuan berbasis kedaulatan nasional, sesuai dengan semangat peringatan kemerdekaan,” ujar Mu’ti usai menghadiri acara pengukuhan Paskibraka 2025 di Istana Kepresidenan, Jakarta, Sabtu (16/8/2025).
Pramuka Jadi Ekstrakurikuler Wajib untuk Tingkatkan Nasionalisme
Sebagai langkah konkret, Kemendikdasmen akan memberlakukan ekstrakurikuler Pramuka sebagai kegiatan wajib bagi siswa SD hingga SMA. Tujuannya, menanamkan nilai-nilai kebangsaan dan meningkatkan jiwa nasionalisme yang dapat diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari.
“Nilai-nilai dalam Dasa Darma Pramuka, seperti cinta Tanah Air dan pembentukan karakter mulia, sangat relevan untuk memperkuat identitas generasi muda,” jelas Mu’ti.
Ia menekankan bahwa penanaman rasa cinta Tanah Air harus menjadi bagian integral dari proses pembelajaran. “Kami berupaya memasukkan kurikulum tersembunyi yang menekankan pengalaman dan nilai-nilai luhur sebagai bagian tak terpisahkan dari pendidikan di masa depan,” tambah Sekretaris Umum PP Muhammadiyah tersebut.
Megawati Sebut Banyak Anak Muda Tidak Paham Sejarah Indonesia
Sebelumnya, Ketua Dewan Pengarah Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) Megawati Soekarnoputri juga menyampaikan keprihatinannya atas minimnya pemahaman generasi muda terhadap sejarah Indonesia. Pernyataan ini disampaikannya seusai menyaksikan pengukuhan Paskibraka dalam rangka HUT ke-80 RI di Istana Negara, Jakarta.
“Banyak anak muda sekarang yang tidak mengenal sejarah Republik Indonesia,” ucap Megawati di hadapan media. Ia menegaskan pentingnya pemahaman sejarah sebagai fondasi pembangunan karakter bangsa.