Perburuan Tiket Blackpink di GBK: Drama Harga dan Taktik Antara Fans dan Calo
Konser Blackpink di Stadion Gelora Bung Karno (GBK) tak hanya mempertemukan penggemar dengan idola, tetapi juga menjadi ajang tarik-ulur harga tiket antara calo dan penonton yang berharap mendapat tiket dengan harga lebih murah. Di tengah tingginya minat, adu strategi pun terjadi di luar venue konser.
Harapan Fans vs Kenyataan Harga
Seperti Renata (28), beberapa penggemar sengaja datang ke lokasi dengan harapan bisa membeli tiket *on the spot* (OTS) saat harga mulai turun. Ia memilih menunggu hingga konser hampir dimulai, karena menurut pengalamannya, calo biasanya menurunkan harga untuk menghindari kerugian.
“Awalnya mau beli lewat Twitter, tapi takut penipuan. Akhirnya cari yang jual langsung di sini,” cerita Renata.
Namun, ekspektasinya tidak sesuai realita. Tiket kelas CAT4 yang seharusnya dijual seharga Rp2 juta, justru melambung hingga lebih dari Rp3 juta. Meski begitu, Renata tetap bertahan, berharap harga akan turun seiring waktu.
Permainan Harga di Menit-Menit Terakhir
Sekitar satu jam setelah konser dimulai, beberapa calo mulai menawarkan tiket dengan harga Rp2,5 juta—lebih rendah dari sebelumnya. Namun, bagi Renata, harga itu masih terlalu mahal untuk tiket yang lokasinya jauh dari panggung dan sudah melewatkan sebagian penampilan.
Ia bersikukuh hanya mau membayar harga normal atau bahkan lebih murah. Sayangnya, calo tetap bertahan pada harga tinggi, memaksanya pulang tanpa tiket.
“Mereka enggak mau rugi, saya juga enggak mau terlalu mahal. Akhirnya ya sudah, pasrah,” ujarnya.
Mekanisme Bisnis Calo: Bukan Pemilik, Hanya Perantara
Di sisi lain, Irfan (nama samaran), seorang calo, mengaku hanya sebagai perantara. Tiket yang ia jual bukan miliknya, melainkan titipan orang lain. Komisinya berasal dari selisih harga jual dengan harga patokan pemilik tiket.
“Saya cuma jualan, bukan punya stok sendiri. Kalau enggak laku, ya enggak rugi juga,” jelasnya.
Ia mengungkapkan, kecuali ada instruksi khusus dari pemilik, ia tidak akan menjual tiket dengan harga terlalu murah karena tetap mengincar keuntungan.
“Bisa dikasih diskon, tapi enggak sampai rugi. Kami juga butuh komisi,” tandas Irfan.





