
Desainer terkenal Indonesia, Hengki Kawilarang, tutup usia pada usia 47 tahun setelah berjuang melawan komplikasi diabetes. Salah satu indikator kesehatannya yang mengkhawatirkan sebelum meninggal adalah kadar kreatinin yang tinggi, tanda bahwa ginjalnya mengalami gangguan.
Menurut kabar terakhir, Hengki sempat menjalani cuci darah. Adik Syahrini, Aisyahrani, mengungkapkan melalui unggahan Instagram bahwa meski kondisi fisiknya menurun, semangat Hengki tetap kuat.
Keponakannya, Audrey Fitria Devani, juga menyebutkan bahwa kadar kreatinin sang paman sempat melonjak tinggi sebelum akhirnya meninggal. Kondisi ini menjadi peringatan penting bagi masyarakat untuk lebih waspada terhadap gejala gangguan ginjal.
Apa Itu Kreatinin Tinggi?
Kreatinin adalah zat sisa yang dihasilkan dari pemecahan protein dan jaringan otot. Ginjal yang sehat akan menyaring kreatinin dan membuangnya bersama urine. Namun, jika kadarnya dalam darah terlalu tinggi, hal ini bisa menandakan penurunan fungsi ginjal.
Secara normal, kadar kreatinin dalam darah berkisar antara:
– Pria dewasa: 0,6–1,2 mg/dL
– Wanita dewasa: 0,5–1,1 mg/dL
Jika melebihi batas tersebut, kondisi ini disebut hiperkreatininemia, yang bisa disebabkan oleh:
– Penyakit atau cedera ginjal
– Konsumsi protein atau suplemen kreatin berlebihan
– Massa otot yang besar
Beberapa faktor risiko yang meningkatkan peluang kreatinin tinggi antara lain:
– Hipertensi
– Penyakit jantung
– Diabetes tipe 2
– Lupus
– Gangguan prostat
– Penggunaan obat antiinflamasi nonsteroid (NSAID) secara berlebihan
Gejala yang Perlu Diwaspadai
Jika kreatinin tinggi terkait dengan penyakit ginjal kronis, gejalanya meliputi:
– Kelelahan terus-menerus
– Mual dan kehilangan nafsu makan
– Kulit kering dan gatal
– Penurunan berat badan tanpa sebab jelas
Sementara itu, jika sudah mencapai tahap gagal ginjal, gejala yang muncul bisa lebih serius, seperti:
– Pembengkakan di kaki dan pergelangan kaki
– Sesak napas
– Tekanan darah tinggi
– Perubahan frekuensi buang air kecil
– Bau mulut atau rasa logam di mulut
– Kejang atau mati rasa
Meski demikian, tidak semua kasus kreatinin tinggi menunjukkan gejala. Oleh karena itu, pemeriksaan medis rutin sangat dianjurkan, terutama bagi mereka yang memiliki riwayat penyakit penyerta seperti diabetes.
Disclaimer: Artikel ini hanya bersifat informatif dan bukan pengganti diagnosis medis. Konsultasikan dengan dokter untuk penanganan yang tepat.
Referensi:
– “What is Creatinine?” News Medical. Diakses Juni 2025.
– “Kreatinin-Zat Limbah yang Berkaitan dengan Fungsi Ginjal”. Siloam Hospitals. Diakses Juni 2025.
– “High Creatinine Levels: Symptoms, Causes, and Treatment”. Everyday Health. Diakses Juni 2025.