
Dua Siswa SMA di Tangerang Selatan Terdeteksi Hipertensi dalam Pemeriksaan Kesehatan
Dalam kegiatan cek kesehatan gratis di SMA Negeri 6 Tangerang Selatan, dua siswa ditemukan memiliki tekanan darah tinggi. Acara ini turut dipantau oleh Kepala Komunikasi Kepresidenan, Hasan Nasbi, pada Senin (4/8/2025). Kepala Sekolah Yanto membenarkan temuan tersebut dan menyebut bahwa penyebabnya bisa beragam, termasuk faktor ketegangan saat diperiksa di hadapan pejabat.
Tekanan Darah Tinggi pada Remaja
Fenomena yang Perlu Diwaspadai
Kasus tekanan darah tinggi pada remaja bukanlah hal baru, tetapi tetap mengkhawatirkan. Sebuah studi dari American Heart Association pada 2024 menyebutkan, satu dari tujuh anak di AS hidup dengan kondisi ini. Bahkan, sekitar 14% anak dan remaja di sana tercatat memiliki tekanan darah tinggi atau berisiko mengalaminya.
Dr. Ahlia Sekkarie, ahli epidemiologi dari CDC AS, menjelaskan bahwa hipertensi bisa muncul sejak masa kanak-kanak dan menjadi faktor risiko penyakit jantung serta stroke. “Pemantauan tekanan darah pada anak muda sangat penting karena kebiasaan sehat sejak dini dapat mengurangi risiko di masa depan,” ujarnya.
Apa Penyebab Tekanan Darah Tinggi pada Remaja?
Peran Gaya Hidup yang Tidak Sehat
Penyebab pasti hipertensi pada remaja masih sulit dipastikan, tetapi faktor gaya hidup seperti pola makan dan kurang olahraga diduga kuat berkontribusi. Dr. Cherilyn Davis dari Elliston Pediatrics menyebut obesitas, kebiasaan merokok, dan konsumsi alkohol sebagai pemicu risiko.
Hipertensi pada remaja terbagi menjadi dua jenis: primer (tanpa penyebab jelas) dan sekunder (dipicu penyakit atau kebiasaan tertentu). Faktor seperti kolesterol tinggi, kelebihan berat badan, dan gaya hidup pasif dapat memicu hipertensi primer. Sementara itu, kondisi seperti gangguan ginjal, obesitas, atau nyeri kronis bisa menjadi penyebab sekunder.
Kurang Tidur Juga Tingkatkan Risiko Hipertensi
Remaja yang Tidur di Bawah 7,7 Jam Lebih Rentan
Studi terbaru pada Maret 2025 mengungkap, remaja yang tidur kurang dari 7,7 jam per hari berisiko lima kali lebih tinggi mengalami hipertensi klinis. Bahkan, mereka yang tidak insomnia tetapi kurang tidur tetap berisiko tiga kali lebih besar.
American Academy of Sleep Medicine merekomendasikan remaja tidur 8–10 jam per hari, tetapi rata-rata siswa SMA hanya tidur 6,5 jam. Dr. Julio Fernandez-Mendoza, peneliti studi ini, menekankan pentingnya pola tidur yang baik sejak remaja untuk mencegah masalah kesehatan di masa depan.
Untuk mengatasi gangguan tidur, remaja disarankan membatasi penggunaan gadget sebelum tidur, menghindari makanan berat di malam hari, dan membangun rutinitas yang menenangkan sebelum beristirahat.