Ekspansi Piala Dunia 2026 Picu Gelombang Naturalisasi di Sepak Bola Asia
Dengan bertambahnya slot Piala Dunia 2026 menjadi 48 tim—termasuk delapan jatah untuk Asia—negara-negara di kawasan ini semakin gencar memanfaatkan strategi naturalisasi untuk memperkuat tim nasional mereka. Indonesia dan Malaysia termasuk yang paling aktif, mengandalkan pemain keturunan atau pemain asing yang memenuhi syarat FIFA guna meningkatkan kualitas skuat dan peluang lolos ke ajang bergengsi tersebut.
Indonesia dan Upaya Agresif Naturalisasi
Indonesia menjadi sorotan karena kebijakannya yang masif dalam merekrut pemain keturunan, terutama dari Belanda, yang memiliki ikatan sejarah dengan negara ini. Pemain-pemain naturalisasi tersebut kini menjadi tulang punggung tim nasional, membantu meningkatkan daya saing Indonesia di kawasan Asia Tenggara. Langkah ini dianggap sebagai bagian dari persiapan jangka panjang untuk menghadapi kualifikasi Piala Dunia yang semakin ketat.
Kontroversi dan Risiko Pelanggaran Aturan
Namun, praktik naturalisasi tidak selalu berjalan mulus. Malaysia, misalnya, sempat tersandung kasus pemalsuan dokumen dalam proses naturalisasi beberapa pemainnya. Insiden ini menunjukkan bahwa ambisi lolos ke Piala Dunia bisa memicu pelanggaran aturan FIFA jika tidak diawasi dengan ketat.
Vietnam dan Sri Lanka Ikut Berbenah
Tidak hanya Indonesia dan Malaysia, negara lain seperti Vietnam dan Sri Lanka juga disebut sedang gencar mengadopsi strategi serupa. Dalam persaingan yang semakin sengit, naturalisasi dianggap sebagai salah satu cara tercepat untuk meningkatkan kualitas tim nasional di tingkat Asia. Dengan standar sepak bola yang terus naik, langkah ini diprediksi akan semakin marak di tahun-tahun mendatang.




