Hidup dengan Gagal Ginjal: Peran Cuci Darah dan Inovasi Terkini

Bagi penderita gagal ginjal kronis, cuci darah bukan sekadar pilihan, melainkan kebutuhan vital untuk bertahan hidup. Prosedur ini tidak menyembuhkan kerusakan ginjal, tetapi menggantikan fungsi organ yang sudah tak lagi optimal. Ginjal sehat bertugas menyaring racun, kelebihan cairan, dan elektrolit dari darah. Ketika fungsinya menurun, zat-zat berbahaya menumpuk dan berpotensi membahayakan nyawa.

Frekuensi dan Manfaat Hemodialisis

Menurut dr. Muthalib Abdullah, Sp.PD-KGH, FINASIM, konsultan ginjal-hipertensi di RS Bethsaida Gading Serpong, hemodialisis (HD) umumnya dilakukan tiga kali seminggu selama 3-4 jam per sesi. “Terapi ini membantu membuang racun, menyeimbangkan elektrolit, dan mencegah komplikasi seperti penumpukan cairan atau hipertensi. Dengan demikian, pasien bisa beraktivitas lebih lancar,” jelasnya.

Baca juga: 20 Anak Jakarta yang Gagal Ginjal Cuci Darah 2 Kali Seminggu, Pendidikan Terganggu

Inovasi Teknologi Hemodialisis

Perkembangan teknologi terus meningkatkan efektivitas cuci darah. Dua terobosan terbaru adalah HD Theranova dan HDX (hemodialisis ekspansi). HD Theranova menggunakan membran khusus yang mampu menyaring molekul racun berukuran sedang—sesuatu yang sulit dilakukan dialiser konvensional. Teknologi ini sudah tersedia di RS Bethsaida Gading Serpong.

Baca juga: Dokter Ungkap Ciri-ciri Gatal Gejala Gagal Ginjal, Apa Saja?

Ilustrasi pasien cuci darah di Bethsaida Hospital Gading Serpong.

Sementara itu, HDX memodifikasi HD biasa dengan pori membran lebih besar dan sistem aliran darah yang ditingkatkan. Teknologi ini mampu menyaring racun hingga ukuran menengah dan besar, mendekati kemampuan hemodiafiltrasi (HDF).

Hemodiafiltrasi: Pembersihan Lebih Optimal

HDF menggabungkan prinsip hemodialisis dan filtrasi tekanan tinggi untuk hasil lebih maksimal, terutama pada racun berukuran menengah. Namun, prosedur ini memerlukan perangkat canggih dan sistem water treatment khusus, sehingga belum tersedia luas di negara berkembang.

Baca juga: Apakah Cuci Darah karena Gagal Ginjal Ditanggung BPJS Kesehatan? Ini Ketentuannya

dr. Muthalib menambahkan, HDF biasanya dilakukan 1-2 minggu sekali, dengan manfaat baru terasa setelah beberapa bulan hingga tahun. “Syaratnya, kecepatan aliran darah dari tubuh pasien ke dialiser harus tinggi (300 mL/menit). Jika tidak memenuhi, alternatifnya adalah hemoperfusi, Theranova, atau HDX,” ujarnya.

Tantangan Akses dan Biaya

Meski teknologi semakin maju, pemerataan layanan dan biaya tetap menjadi kendala. Terapi mutakhir seperti HDF atau HDX belum terjangkau semua kalangan, terutama di daerah terpencil.

Baca juga: 13 Kebiasaan yang Merusak Ginjal, Hindari agar Tak Harus Cuci Darah

Di tengah ketidakpastian, Kompas.com tetap berkomitmen menyajikan informasi akurat. Dapatkan update terbaru melalui Aplikasi Kompas.com. Download di sini