
Acha Septriasa Ungkap Kebahagiaannya Pasca-Perceraian: Fokus pada Slow Living dan Co-Parenting
Setelah kabar perpisahannya dengan Vicky Kharisma ramai dibicarakan, Acha Septriasa akhirnya membagikan momen terbarunya di media sosial. Dalam unggahan tersebut, aktris berbakat ini mengungkapkan bahwa hidupnya kini terasa lebih tenang dan teratur.
“Slow living. Olahraga empat kali seminggu, bersepeda, dan mengurus rumah sendiri. Merawat Bridgia saat Vic sedang keluar kota adalah anugerah,” tulis Acha, seperti dilaporkan https://www.dapetblog.com/category/tech-news/, Jumat (8/8/2025).
Tak hanya itu, Acha juga menyinggung pentingnya kerja sama yang matang dalam mengasuh anak meski hubungan pernikahan telah berakhir.
“Co-parenting bisa berjalan baik jika kedua pihak dewasa dan sadar bahwa menjadi orangtua yang baik tidak pernah berhenti,” jelasnya.
Bagi Acha, membesarkan anak bersama mantan pasangan bukanlah hal mustahil. Dengan pengasuhan bersama, anak tetap bisa merasakan kasih sayang, perhatian, dan kestabilan dari kedua orangtuanya.
Pelajaran dari Kisah Acha Septriasa dan Vicky Kharisma
Memulai Hidup Baru Setelah Perceraian
Kisah Acha menjadi contoh bagaimana seseorang bisa bangkit pasca-perceraian. Fokusnya pada kesehatan fisik dan pengasuhan anak menunjukkan bahwa hidup tetap bisa berjalan dengan baik meski mengalami perubahan besar.
Menurut Cleveland Clinic, dikutip Sabtu (9/8/2025), perceraian seringkali memicu berbagai emosi—mulai dari rasa sedih, marah, hingga lega.
“Bisa saja Anda merasa ditolak, kehilangan kendali, atau justru lebih bebas. Semua perasaan itu wajar,” ujar Karen Tucker, LISW-S, ACSW, seorang spesialis pekerja sosial klinis.
Tucker menyarankan untuk tidak menahan emosi, karena proses ini penting untuk pemulihan jangka panjang. Tahapan pasca-perceraian biasanya meliputi penyesuaian, pemulihan aktif, dan membangun hidup baru.
“Bangun kebiasaan positif, seperti mengelola emosi, menjaga rutinitas sehat, dan melakukan hal-hal yang menyenangkan. Melakukan satu kegiatan produktif setiap hari juga bisa meningkatkan kepercayaan diri,” tambahnya.
Bagi pasangan yang memiliki anak, fokus utama harus pada kebutuhan mereka. Sebab, hubungan sebagai orangtua akan terus berlanjut seumur hidup.
Menerima Kenyataan dan Merancang Masa Depan
Co-Parenting yang Efektif Butuh Komitmen
Menurut Healthline, langkah pertama menghadapi hidup setelah bercerai adalah menerima kenyataan. Proses ini mungkin tidak instan, tetapi penting untuk bisa melangkah ke depan.
Jika memilih co-parenting, buatlah perencanaan yang jelas—mulai dari jadwal, rutinitas, hingga aturan yang konsisten di kedua rumah.
Studi tahun 2014 menunjukkan, anak yang menghabiskan setidaknya 35% waktu dengan masing-masing orangtua cenderung memiliki kesehatan emosional dan hubungan yang lebih baik.
Komunikasi Sehat dengan Mantan Pasangan
Fokus pada Kebutuhan Anak
Meski tidak mudah, menjaga komunikasi yang sehat dengan mantan pasangan sangat penting.
Batasi pembicaraan pada hal-hal penting, hindari kalimat menyakiti, dan utamakan kepentingan anak.
Selanjutnya, mulailah membangun hidup pribadi—eksplor minat baru, perluas pergaulan, dan beri waktu sebelum memulai hubungan baru.
Beberapa orang mungkin membutuhkan bantuan profesional atau bergabung dengan kelompok dukungan.
“Mengetahui bahwa Anda tidak sendirian bisa sangat melegakan. Pengalaman Anda mungkin lebih umum dari yang dikira,” kata Tucker.
Perceraian memang mengubah banyak hal—mulai dari suasana rumah hingga dinamika keluarga. Namun, ini bukanlah akhir, melainkan babak baru yang penuh peluang.
Seperti yang ditunjukkan Acha, hidup setelah perpisahan bisa diisi dengan gaya hidup lebih santai, fokus pada kesehatan, dan pengasuhan anak yang harmonis.
Kuncinya adalah memberi waktu pada diri sendiri, tetap optimis, dan menerima bahwa perubahan adalah bagian dari perjalanan hidup.