
Kementerian Pertahanan (Kemenhan) dan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) bergandengan tangan untuk melahirkan obat tradisional Indonesia yang mampu bersaing di kancah global. Kolaborasi ini menjadi bagian dari upaya transformasi di sektor kesehatan pertahanan, mencakup pembangunan fasilitas kesehatan, peningkatan kapasitas tenaga medis, serta penguatan industri farmasi nasional.
### Sinergi Kemenhan dan BPOM
Kerja sama ini bertujuan untuk memastikan obat tradisional lokal memenuhi standar internasional. Menteri Pertahanan, Sjafrie Sjamsoeddin, mengungkapkan bahwa pengembangan farmasi tradisional telah mencapai tahap implementasi. Selain bermitra dengan BPOM, Kemenhan juga menjalin kerja sama dengan China melalui *defense cooperation agreement* untuk memperkuat produksi dan sertifikasi obat dalam negeri.
### Peran BPOM dalam Pengembangan Obat Tradisional
BPOM berperan kunci dalam mendorong pengembangan obat berbasis riset ilmiah dan standar global. Indonesia memiliki kekayaan alam luar biasa dengan lebih dari 30.000 jenis tumbuhan, yang menjadi bahan baku 18.200 obat tradisional. Namun, baru 78 obat herbal terstandar dan 20 obat setingkat baru yang telah diakui. Untuk itu, BPOM akan memberikan pendampingan teknis kepada Lafi TNI dalam penelitian dan sertifikasi obat tradisional.
### Proses Menuju Sertifikasi Fitofarmaka
Pengembangan obat tradisional ini melibatkan:
– Praktik manufaktur yang baik.
– Uji praklinis dan klinis.
– Peningkatan mutu hingga mencapai standar fitofarmaka (obat herbal berkualitas tinggi).
BPOM menegaskan komitmen penuhnya dalam mendukung program ini, membuka jalan bagi obat tradisional Indonesia untuk go internasional.
—
Jika Anda membutuhkan informasi ini dalam format lain, seperti ringkasan singkat atau materi presentasi, beri tahu kami!