Virus RSV dan Influenza: Mirip Gejalanya, tapi Bukan Penyakit Biasa
Virus RSV (Respiratory Syncytial Virus) dan influenza sering dianggap sama karena sama-sama menyerang saluran pernapasan dan menunjukkan gejala serupa. Namun, jangan salah—keduanya bisa berdampak lebih serius daripada sekadar batuk pilek biasa.
RSV: Ancaman Khusus untuk Bayi dan Balita
Menurut dr. Ian Sutedja, dokter spesialis anak, RSV dapat memicu Infeksi Saluran Pernapasan Bawah (ISPB). Meski semua usia bisa terpapar, kelompok paling rentan adalah anak di bawah dua tahun, terutama bayi berusia kurang dari enam bulan.
*“Bayi di bawah dua tahun yang mengalami gejala seperti batuk, demam, sesak napas, atau napas berbunyi (mengi) perlu diwaspadai. Bisa jadi itu tanda RSV atau bronkiolitis,”* jelas dr. Ian dalam acara *Bincang Pakar: Respiratory Syncytial Virus (RSV)* yang digelar Pfizer Indonesia.
Cara Penularan dan Risiko Komplikasi
RSV menyebar lewat udara ketika penderita batuk atau bersin. Tak hanya itu, virus ini juga bisa menempel di permukaan benda. Kontak dengan benda terkontaminasi bisa menjadi pintu masuk penularan. Dalam kasus tertentu, RSV bisa memicu bronkiolitis—peradangan saluran udara kecil di paru-paru yang menyebabkan batuk, sesak napas, dan napas berbunyi.
Meski sering menimbulkan gejala ringan seperti demam atau pilek, RSV juga bisa berkembang menjadi kondisi serius, termasuk infeksi paru-paru. Oleh karena itu, diagnosis dokter sangat penting untuk membedakan RSV dari influenza atau penyakit lainnya.
Pentingnya Diagnosis Tepat
Untuk memastikan penyebab gejala pada anak, dokter akan melakukan pemeriksaan mendalam, menyesuaikan dengan kondisi masing-masing pasien. Langkah ini krusial agar penanganan yang diberikan tepat sasaran.
*Komitmen KOMPAS.com: Selalu menyajikan fakta yang jernih dan terpercaya. Dapatkan update terkini dan notifikasi penting seputar topik ini di Aplikasi KOMPAS.com. Download sekarang.*







