
Generasi, Teknologi, dan Fesyen: Kolaborasi Tanpa Batas Usia
Dunia fesyen kerap dianggap sebagai ranah yang didominasi oleh anak muda, tetapi Asti Surya, desainer sekaligus Creative Director ASTISURYA, membuktikan bahwa kreativitas tak mengenal angka. Sebagai bagian dari generasi milenial, ia mengaku sempat merasakan tekanan akibat pesatnya perkembangan teknologi dan hadirnya generasi Z yang lebih adaptif di dunia digital. Namun, tantangan ini justru membawanya pada kesadaran baru: *ageism* atau diskriminasi usia bukanlah halangan, melainkan peluang untuk tumbuh.
Teknologi dan Tantangan Generasi
Asti mengungkapkan bahwa kecepatan perubahan teknologi sempat membuatnya merasa tertinggal. Generasi Z, yang lahir dengan gadget di genggaman, seolah lebih mudah menguasai platform digital seperti media sosial dan *tools* desain terkini. Namun, alih-alih larut dalam kekhawatiran, ia memilih untuk terus belajar dan beradaptasi. “Bukan tentang bersaing, tapi bagaimana kita saling melengkapi,” ujarnya.
Pengalaman sebagai Kekuatan
Salah satu poin utama yang ditekankan Asti adalah nilai pengalaman. Di tengah arus digitalisasi, kematangan dalam berpikir dan *problem-solving* justru menjadi keunggulan yang tak dimiliki generasi muda. Kolaborasi antargenerasi, menurutnya, adalah kunci untuk menciptakan karya yang lebih bernilai. “Fesyen bukan cuma tentang tren, tapi juga cerita dan perspektif yang dibawa setiap individu,” tambahnya.
Kreativitas Tanpa Batas
Artikel ini menegaskan bahwa inovasi tidak memiliki batasan usia. Asti Surya menjadi contoh bagaimana seseorang bisa tetap relevan dengan terus mengasah kemampuan sekaligus merangkul perubahan. Pesannya jelas: diskriminasi usia hanya akan menghambat potensi, sementara kolaborasi membuka pintu bagi terciptanya karya yang lebih beragam dan bermakna.