
PDI Perjuangan Jelaskan Alasan Pencopotan Sejumlah Ketua DPD, Termasuk Bambang Pacul
Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) memberikan penjelasan resmi terkait pergantian sejumlah Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD), termasuk Bambang Wuryanto atau yang akrab disapa Bambang Pacul. Menurut partai, perubahan ini bukan bentuk pemberhentian melainkan penerapan aturan internal pasca-Kongres VI PDI-P di Nusa Dua, Bali, pada 2025.
Aturan Larangan Merangkap Jabatan
Ketua DPP PDI-P Bidang Sumber Daya, Said Abdullah, menyatakan bahwa keputusan ini merujuk pada Anggaran Dasar dan Peraturan Partai (AD/ART) Nomor 1 Tahun 2025. Aturan tersebut menyebutkan bahwa kader yang terpilih sebagai pengurus Dewan Pimpinan Pusat (DPP) tidak boleh memegang jabatan struktural lain, baik di atas maupun di bawah hierarki partai.
“Anggota Partai atau kader Partai yang terpilih dan ditetapkan menjadi DPP dan Pengurus Partai tidak boleh merangkap jabatan struktural di atas maupun di bawahnya dan secara otomatis dianggap telah mengundurkan diri dari jabatan sebelumnya, kecuali Ketua Umum Partai menentukan lain,” jelas Said dalam siaran pers, Sabtu (23/8/2025).
Akibat aturan ini, beberapa nama seperti Olly Dondokambey (Sulawesi Utara), MY Esti Wijayanti (Plt Bengkulu), Bambang Pacul (Jawa Tengah), dan Said Abdullah sendiri (Jawa Timur) tidak lagi menjabat sebagai Ketua DPD. Mereka kini resmi menjadi bagian dari struktur DPP PDI-P periode 2025-2030 yang dibentuk oleh Ketua Umum Megawati Soekarnoputri.
Dampak pada Struktur Partai
Said menegaskan bahwa kebijakan ini bertujuan memastikan fokus kerja pengurus di setiap tingkatan partai. Sebelumnya, Ketua DPP PDI-P Andreas Hugo Pareira juga telah mengonfirmasi aturan ini, termasuk implikasinya terhadap Bambang Pacul yang kini menjabat Ketua Badan Pemenangan Pemilu (Bappilu).
“Hal ini berlaku untuk semua kader, termasuk mereka yang sebelumnya merangkap jabatan,” ujar Andreas, Kamis (21/8/2025).
Akibat pergantian ini, posisi Ketua DPD Jawa Tengah kini dipegang sementara oleh FX Hadi Rudyatmo (FX Rudy). Aturan serupa juga memengaruhi Esti Wijayanti (Plt Bengkulu) dan Sadarestuwati (Plt Ketua DPC Jombang).
Signifikansi Politik Jawa Tengah
Jawa Tengah merupakan wilayah strategis bagi PDI-P, yang kerap disebut sebagai “kandang banteng” karena kontribusi suaranya yang besar. Pada Pemilu 2019, partai ini meraih 5,76 juta suara (29,71%) di provinsi tersebut, sementara pasangan Jokowi-Ma’ruf Amin menang telak dengan 77,29%.
Namun, pada Pemilu 2024, perolehan suara PDI-P di Jawa Tengah menurun menjadi 5,2 juta suara. Di Pilpres, pasangan Ganjar-Mahfud hanya meraih 34,34%, kalah jauh dari Prabowo-Gibran yang memenangkan 12,09 juta suara.
Perubahan struktur kepemimpinan di DPD Jawa Tengah pun menjadi sorotan, mengingat posisinya yang krusial dalam peta elektoral partai.