
Kasus Penyekapan dan Penyiksaan di Tangerang Selatan Berawal dari Transaksi Mobil Alphard
Sebuah kasus penculikan dan penyiksaan yang menggemparkan terjadi di Pondok Aren, Tangerang Selatan, bermula dari transaksi jual beli mobil Toyota Alphard yang bermasalah. Kronologi kejadian ini mengungkapkan rangkaian peristiwa yang berujung pada tindak kekerasan terhadap beberapa korban.
Kronologi Lengkap Kasus
Awal Mula Sengketa
Persoalan dimulai ketika Adrian (41) dan Nunung (52) terlibat dalam transaksi kredit mobil Toyota Alphard. Nunung hanya membayar Rp75 juta dari total harga, menyisakan utang sekitar Rp400 juta. Masalah semakin rumit saat Nunung menjual mobil tersebut ke pihak lain tanpa izin Adrian.
Penculikan dan Penyekapan
Marah karena tidak mendapat kejelasan, Adrian kemudian menculik Nunung dan menyekapnya selama tiga minggu untuk memaksa pengakuan tentang lokasi mobil. Di bawah tekanan, Nunung mengaku bahwa mobil tersebut telah dibeli oleh Indra (alias Riky) dan sempat menerima uang muka sebesar Rp49 juta darinya.
Jebakan dan Penculikan Lanjutan
Indra, bersama istrinya Dessi Juwita serta dua rekannya, Nurul (Ibenk) dan Ajit Abdul Majid, sepakat bertemu Nunung di sebuah angkringan di Jagakarsa, Jakarta Selatan, pada Sabtu (11/10/2025) malam. Namun, pertemuan itu ternyata sebuah jebakan. Nunung datang bersama pelaku lain dan menculik keempat korban, lalu membawa mereka ke rumah tersangka MA di Pondok Aren.
Penyiksaan dan Pelarian
Selama disekap dari 11 hingga 14 Oktober 2025, tiga korban pria—Indra, Ibenk, dan Ajit—mengalami penyiksaan secara bergantian. Untungnya, Dessi berhasil melarikan diri pada Senin (13/10/2025) dan segera melaporkan kejadian tersebut ke polisi.
Motif dan Penangkapan Pelaku
Ternyata, mobil Alphard yang menjadi sumber konflik telah dijual lagi oleh Indra ke pihak lain. Hal inilah yang memicu pelaku untuk terus menyiksa korban demi mendapatkan informasi. Polisi akhirnya berhasil menangkap sembilan tersangka dengan peran berbeda, mulai dari koordinator, eksekutor, hingga perekam video penyiksaan yang sempat viral.
Kasus ini menjadi bukti betapa sengketa transaksi kendaraan bisa berubah menjadi tindak kriminal serius, melibatkan penculikan, penyekapan, dan kekerasan fisik. Polisi terus mendalami kasus ini untuk memastikan keadilan bagi para korban.