
Alvaro Morata Tebus Mimpi ke Como dengan Pengorbanan Finansial Besar
Kabar gembira bagi pendukung Como 1907! Alvaro Morata akhirnya memutuskan untuk merapat ke klub Serie A yang baru dipromosikan itu, meski harus merelakan belasan miliar rupiah dari sisa gajinya di Galatasaray. Kepindahan striker Spanyol ini diperkirakan resmi terselesaikan dalam hitungan hari.
Como, yang kini dikendalikan oleh mantan bintang sepak bola Cesc Fabregas dan dimiliki konglomerat Indonesia, Hartono bersaudara, segera menyambut kedatangan Morata. Langkah ini semakin kuat setelah Galatasaray secara resmi mengumumkan pelepasan sang penyerang pada Minggu (10/8/2025). Meski tidak secara langsung menyebut Como sebagai tujuan, publik memahami bahwa pemutusan kontrak ini memuluskan jalan bagi Morata untuk hijrah ke Italia.
Relakan Gaji Rp12,3 Miliar demi Pindah ke Como
Galatasaray mengungkapkan bahwa Morata dengan sukarela melepas haknya atas sisa gaji sebesar 651.562 euro (sekitar Rp12,3 miliar) demi mempercepat proses transfer. Pemain berusia 32 tahun itu sebelumnya dipinjam dari AC Milan dengan biaya 6 juta euro pada Februari lalu, disertai opsi pembelian permanen senilai 8 juta euro yang seharusnya berlaku pada Januari 2026.
Namun, klausul itu dibatalkan setelah kontrak peminjamannya diputus. Sebagai kompensasi, Galatasaray menerima 5 juta euro dari Milan karena Morata hengkang sebelum masa pinjamannya berakhir. Dengan segala urusan administratif telah diselesaikan, Como kini tinggal menunggu momen tepat untuk mengumumkan transfer ini secara resmi.
Formula Transfer dan Harapan Baru di Italia
Como telah menyepakati skema transfer dengan Milan, di mana mereka akan membayar 1 juta euro sebagai biaya pinjaman ditambah kewajiban pembelian permanen senilai 11 juta euro pada musim depan. Total nilai kesepakatan mencapai 12 juta euro, seperti dilaporkan pakar transfer Fabrizio Romano.
Bagi Morata, kepindahan ini menjadi kesempatan emas untuk membangkitkan performanya di Liga Italia, tempat ia pernah bersinar bersama Juventus. Meski sempat kurang produktif di Milan dengan hanya 6 gol dalam 25 penampilan, catatannya di Galatasaray lebih menjanjikan—7 gol dari 16 laga.
Kenangan Pahit di Milan dan Peluang Segar di Como
Morata mengisyaratkan ketidaknyamanannya selama bermain untuk Milan, meski enggan merinci penyebabnya. “Ada hal-hal yang belum pernah saya alami sebelumnya, dan lebih baik saya simpan untuk diri sendiri,” ujarnya. Kini, di bawah asuhan Fabregas, ia berharap bisa kembali menunjukkan kualitasnya sebagai striker andal.
Dengan pengalaman meraih gelar di Juventus dan Atletico Madrid, Morata siap menulis babak baru bersama Como—klub yang tengah berambisi menunjukkan taringnya di papan atas Serie A.