
Seorang Ibu Kaget Ketahui Putrinya Jadi Korban Pelecehan Guru di Bekasi
Seorang ibu, yang anaknya merupakan mantan siswi SMPN di Kota Bekasi, mengungkapkan keterkejutannya setelah mengetahui putrinya diduga menjadi korban pelecehan seksual oleh seorang guru berinisial JP. BY, sang ibu, baru menyadari hal itu setelah anaknya akhirnya bercerita tentang peristiwa yang telah terjadi selama bertahun-tahun.
Korban Diam Selama Bertahun-Tahun
“Kalau kasus pelecehannya baru terjadi belum lama, anak saya sekarang sudah duduk di bangku SMA,” tutur BY saat ditemui wartawan usai bertemu dengan pihak sekolah, Senin (25/8/2025). Dugaan kasus ini memicu puluhan alumni untuk menggelar aksi protes di depan gerbang SMPN Bekasi pada hari yang sama.
Demo Menuntut Keadilan
Para peserta aksi membentangkan spanduk berisi tuntutan agar kasus ini diselidiki secara tuntas. BY dan sejumlah orang tua murid lainnya turut bergabung dalam unjuk rasa tersebut. Awalnya, BY mengaku tidak berminat terlibat, namun sikapnya berubah setelah mengetahui anaknya termasuk korban.
“Waktu anak saya bilang ada demo di sekolahnya dulu, saya sempat acuh. Tapi begitu tahu dia juga jadi korban, saya akhirnya ikut bersuara,” tegasnya.
Jumlah Korban Diduga Banyak
BY tidak mengetahui pasti berapa banyak siswi yang menjadi korban JP. Namun, ia menduga jumlahnya tidak sedikit. “Saya enggak hitung persis, tapi jelas banyak,” ujarnya.
Guru Terlibat Sudah Dicopot dari Posisi Strategis
Salah seorang guru di SMPN Bekasi, Amir, mengonfirmasi bahwa JP tidak lagi memegang jabatan penting di sekolah tersebut akibat kasus ini. “Beliau sudah tidak lagi menjabat sebagai wali kelas atau tugas tambahan lainnya,” jelas Amir.
Proses Hukum Ditangani Disdik Bekasi
Amir menambahkan bahwa kasus ini sedang ditangani oleh Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Bekasi. “Selanjutnya, kami menunggu keputusan dari Disdik untuk proses lebih lanjut,” katanya.
Sebelumnya, puluhan alumni menggelar aksi di depan SMPN Bekasi menuntut penyelesaian kasus dugaan pelecehan seksual oleh guru berinisial JP terhadap sejumlah siswi. Mereka mendesak agar keadilan ditegakkan bagi para korban.