
Mobil Nasional Kembali Jadi Sorotan, Prabowo Targetkan Realisasi dalam 3 Tahun
Gagasan mobil nasional (mobnas) kembali mencuri perhatian setelah Presiden Prabowo Subianto menegaskan bahwa proyek mobil buatan dalam negeri akan direalisasikan dalam waktu tiga tahun mendatang. Dukungan kuat juga datang dari Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita, yang mengusulkan agar program ini dimasukkan dalam daftar Proyek Strategis Nasional (PSN). Dengan status PSN, proses perizinan dan pendanaan diharapkan bisa lebih cepat dan terprioritaskan.
Prabowo sendiri telah memperkenalkan mobil Maung produksi PT Pindad dan mendorong para menteri untuk menggunakannya sebagai kendaraan dinas. Namun, hingga saat ini belum ada kejelasan mengenai model mobnas mana yang akan dikembangkan secara lebih serius.
Sejarah Panjang Mobnas yang Belum Berujung
Indonesia sebenarnya bukan baru pertama kali mencoba mewujudkan mobil nasional. Beberapa upaya telah dilakukan sebelumnya, meski belum ada yang benar-benar bertahan lama:
– Timor: Proyek legendaris di era Presiden Soeharto, diproduksi oleh PT Timor Putra Nasional dengan mengadopsi teknologi Kia Sephia. Nasibnya berakhir setelah krisis moneter 1998.
– Mobil Listrik Nasional (Molina): Hasil kolaborasi ITS dan sejumlah universitas, melahirkan purwarupa seperti Gendhis dan Selo. Sayangnya, belum ada kelanjutan hingga tahap produksi massal.
– Esemka: Digagas saat Joko Widodo masih menjabat Wali Kota Solo, dikembangkan oleh siswa SMK dan teknisi lokal. Model Bima sempat dipasarkan, namun penjualannya sangat terbatas.
– AMMDes (Alat Mekanis Multiguna Pedesaan): Dirancang khusus untuk kebutuhan pedesaan, diproduksi oleh PT Kreasi Mandiri Wintor Indonesia.
Tantangan di Depan Mata
Meski status PSN memberi angin segar, proyek mobnas masih menghadapi sejumlah tantangan, mulai dari regulasi, pendanaan, hingga persaingan dengan merek asing. Keberhasilan program ini akan sangat bergantung pada bagaimana pemerintah dan industri otomotif lokal mampu mengatasi hambatan tersebut.