Inovasi Warga Koja: Pabrik Maggot Pengolah Sampah Organik
Warga RW 07, Tugu Selatan, Koja, Jakarta Utara, tengah menggalakkan proyek unggulan berupa pabrik budidaya maggot. Fasilitas ini dirancang untuk mengurai hingga 50 ton sampah organik setiap harinya. Maggot, larva lalat hitam, menjadi solusi alami karena kemampuannya mengonsumsi tiga kilogram sampah organik per kilogram berat tubuhnya dalam sehari. Saat ini, pabrik masih dalam fase pengembangan dengan uji coba pengolahan 15 ton sampah.
Proses Pengolahan Sampah
Sebelum diberikan kepada maggot, sampah organik dihancurkan menjadi bubur menggunakan mesin pencacah. Namun, kapasitas produksi masih terbatas karena hanya ada satu mesin yang beroperasi. Jika mesin ini rusak, proses pengolahan bisa terganggu. Pabrik ini digerakkan oleh Ketua RW 07, Suain Sulaiman, bersama lima pemuda setempat, termasuk putranya, Darmawira (22), sebagai bagian dari inisiatif pelestarian lingkungan.
Tantangan dan Upaya Penanganan
Meski maggot tidak menimbulkan risiko penyakit, bau tidak sedap dari sampah yang belum terpilah menjadi masalah utama. Untuk mengatasinya, pengelola menambahkan cairan organik guna menetralisir aroma. Mereka juga mendorong peran pemerintah dalam dua hal:
– Edukasi pemilahan sampah dari tingkat rumah tangga.
– Penetapan standar teknis budidaya maggot agar tidak menimbulkan gangguan lingkungan.
Dukungan ini diharapkan dapat memperkuat efektivitas pabrik maggot sebagai solusi pengelolaan sampah berkelanjutan.





