Repan, Korban Begal dari Baduy, Ditolak Rumah Sakit: Pemerintah Bergerak Cepat
Kasus penolakan rumah sakit terhadap Repan, remaja asal Baduy Dalam yang menjadi korban begal, memantik respons serius dari pemerintah. Menteri Koordinator PMK, Pratikno, menegaskan bahwa pihaknya akan mempercepat proses penerbitan dokumen identitas untuk Repan. Kolaborasi dengan Kemendagri pun akan diperkuat guna menyelesaikan kendala administrasi kependudukan yang kerap dihadapi masyarakat Baduy.
Upaya Pencegahan dan Kritik terhadap Rumah Sakit
Pratikno juga berkomitmen untuk menginvestigasi kasus ini agar insiden serupa tidak terjadi lagi. Di sisi lain, Menteri Kebudayaan Fadli Zon menyayangkan sikap rumah sakit yang menolak memberikan pertolongan medis hanya karena masalah dokumen. Menurutnya, penanganan kasus semacam ini harus mengutamakan aspek kemanusiaan, bukan sekadar prosedur birokrasi.
Kronologi Kejadian
Repan (16) menjadi korban perampasan di Jalan Pramuka Raya, Jakarta Pusat, saat sedang berjualan madu. Ia mengalami luka-luka namun kesulitan mendapatkan perawatan karena tidak memiliki KTP. Setelah melapor ke Polsek Cempaka Putih, Repan akhirnya pulang ke kampung halamannya di Baduy Dalam. Sementara itu, polisi masih memburu para pelaku begal yang belum tertangkap.







