
Dampak Psikologis Deepfake Non-Konsensual: Ancaman Serius bagi Remaja
Kasus deepfake non-konsensual, seperti yang terjadi di Semarang, membawa dampak psikologis yang serius, terutama bagi remaja. Meity Arianty, seorang ahli psikologi, memaparkan beberapa konsekuensi yang mungkin dialami korban:
1. Rasa Malu dan Penurunan Harga Diri: Korban sering kali merasakan malu, kecemasan, penghinaan, dan kemarahan yang mendalam. Hal ini dapat merusak kepercayaan diri, memicu penarikan diri dari pergaulan, serta mengganggu prestasi akademik—terutama di masa remaja ketika pembentukan identitas sedang berlangsung.
2. Krisis Identitas yang Semakin Parah: Serangan terhadap citra diri mereka dapat memperburuk krisis identitas alami remaja, menyebabkan kebingungan peran, perasaan tidak berharga, dan kehilangan arah hidup.
3. Risiko Gangguan Kesehatan Mental Jangka Panjang: Tekanan sosial dan rasa malu yang terus-menerus dapat memicu gangguan kecemasan sosial, depresi, serta trauma berkepanjangan, yang akhirnya menghambat kemampuan mereka dalam membangun hubungan sehat dan merasa aman di dunia digital.
4. Perasaan Ketidakberdayaan: Begitu konten deepfake menyebar, korban sering merasa tidak berdaya untuk menghentikannya. Hilangnya kendali atas citra diri mereka sendiri semakin meningkatkan stres dan kecemasan.
Artikel ini menekankan pentingnya edukasi digital bagi orang tua, pendidik, dan masyarakat luas untuk mencegah penyalahgunaan teknologi. Dibutuhkan kewaspadaan dalam membagikan data pribadi di internet, serta kesadaran yang lebih besar tentang penggunaan AI secara etis.