
Partai Politik Didorong untuk Perbaiki Sistem Kaderisasi demi Lahirkan Pemimpin Berkualitas
Pengamat komunikasi politik Universitas Esa Unggul, Jamiluddin Ritonga, menyerukan partai politik (parpol) di Indonesia untuk segera melakukan pembenahan. Hal ini terkait tuntutan reformasi parpol melalui inisiatif “17+8” yang sedang digaungkan.
Menurut Jamiluddin, perbaikan sistem kaderisasi menjadi kunci utama untuk mencetak calon pemimpin yang kompeten dan berintegritas. “Parpol harus berbenah jika ingin menghasilkan pemimpin dengan kapasitas dan kredibilitas tinggi,” tegasnya dalam wawancara dengan Kompas.com, Minggu (7/9/2025).
Kaderisasi Terstruktur dan Berkelanjutan Jadi Solusi
Jamiluddin menekankan pentingnya membangun sistem kaderisasi yang terencana dan berkesinambungan. Tujuannya, agar tercipta pemimpin yang tidak hanya mumpuni secara kemampuan, tetapi juga dekat dengan konstituen. “Sistem ini harus inklusif, memberikan kesempatan yang sama bagi seluruh anggota,” ujarnya.
Sayangnya, tidak semua partai telah menerapkan hal tersebut. Masih banyak yang menjalankan kaderisasi secara tidak teratur dan tanpa rencana jangka panjang. “Ada parpol yang kaderisasinya sporadis, bahkan tidak berkelanjutan,” tambahnya.
Jenjang Kaderisasi Harus Jelas dan Terukur
Agar efektif, kaderisasi harus memiliki tahapan yang jelas—mulai dari tingkat dasar hingga puncak. Dengan demikian, tidak ada kader yang bisa langsung menduduki posisi tinggi di dewan pimpinan pusat (DPP) tanpa melalui proses yang matang.
“Kaderisasi perlu dilakukan secara berkala dan terukur. Berkala artinya dilaksanakan dalam periode tertentu, sementara terukur berarti ada keselarasan antara materi yang diajarkan dan kualitas kader yang dihasilkan,” papar Jamiluddin.
Dia meyakini, jika semua partai konsisten menerapkan sistem ini, praktik calon “bajakan” atau “kutu loncat” menjelang pemilu bisa diminimalisir. “Dengan kaderisasi yang baik, calon pemimpin akan lahir dari proses yang matang, bukan sekadar pencitraan,” tegasnya.
Hasil Akhir: Pemimpin yang Lebih Berkualitas
Jamiluddin optimistis, kaderisasi yang inklusif dan berkelanjutan akan melahirkan politisi yang loyal pada ideologi partai sekaligus berintegritas. “Jika semua parpol serius dalam hal ini, maka calon legislatif maupun kepala daerah yang dihasilkan akan lebih terpercaya,” pungkasnya.
Dengan demikian, masyarakat tidak perlu lagi meragukan kapabilitas dan integritas para wakil rakyat, mulai dari anggota DPRD hingga gubernur.