
Nyeri dada sering dianggap sebagai gejala maag atau GERD, padahal bisa jadi alarm tubuh akan masalah jantung yang lebih serius. Sensasi tidak nyaman di area dada, baik sebelah kiri maupun tengah, tidak boleh diabaikan begitu saja. Bisa jadi, itu bukan sekadar asam lambung yang naik, melainkan sinyal darurat dari organ vital pemompa darah kita.
Gejala yang Sering Disalahartikan
Rasa nyeri di dada bisa muncul dalam berbagai bentuk—mulai dari sensasi terbakar hingga tusukan tajam. Bahkan, kadang rasa sakitnya menjalar hingga ke tulang belikat. Masalahnya, gejala ini bisa muncul baik pada gangguan lambung maupun jantung. Inilah yang kerap membuat orang terkecoh dan langsung mengira mereka hanya mengalami maag.
Mengapa Jantung Harus Diutamakan?
Meski sama-sama menimbulkan nyeri, risiko yang ditimbulkan oleh masalah jantung jauh lebih fatal dibandingkan gangguan pencernaan. Serangan jantung bisa berujung pada kematian mendadak jika terlambat ditangani, sementara keluhan lambung umumnya tidak mengancam nyawa. Oleh karena itu, dokter menekankan pentingnya memeriksa jantung terlebih dahulu sebelum berasumsi itu hanya gangguan asam lambung.
Pemeriksaan Awal yang Disarankan
Untuk memastikan tidak ada masalah jantung, beberapa tes sederhana bisa dilakukan, seperti:
- EKG (Elektrokardiogram) untuk mendeteksi aktivitas listrik jantung
- Treadmill test guna menilai respons jantung saat beraktivitas
Logika Fatal: Utamakan yang Paling Berisiko
Para ahli mengingatkan untuk menerapkan prinsip “logika fatal”—prioritaskan menyingkirkan kemungkinan terburuk (masalah jantung) sebelum fokus pada penyebab lain. Dengan begitu, kita bisa mencegah risiko yang tidak terduga.
Intinya, jangan buru-buru menyimpulkan nyeri dada sebagai gangguan lambung. Periksakan jantung terlebih dahulu untuk memastikan tidak ada ancaman serius yang mengintai.