Leya Princy Bicara Soal FOMO dan Kecintaan pada Merek Lokal
Aktris Leya Princy membagikan pandangannya tentang fenomena FOMO (fear of missing out) atau rasa takut ketinggalan tren, terutama dalam konteks merek lokal. Menurutnya, FOMO tak selalu negatif—justru bisa menjadi pendorong untuk menjelajahi hal-hal baru.
FOMO: Sisi Positif yang Jarang Disadari
Leya menilai bahwa FOMO bisa menjadi kekuatan positif jika dimanfaatkan dengan tepat. Alih-alih sekadar ikut-ikutan, rasa ingin tahu yang timbul dari FOMO dapat membuka peluang untuk menemukan merek atau produk berkualitas.
Dukungan untuk Merek Lokal
Ia juga menyoroti betapa banyak merek lokal yang tak kalah menarik dan inovatif dibanding produk impor. Bagi Leya, menghargai karya anak bangsa adalah bentuk apresiasi terhadap kreativitas lokal.
Lebih dari Sekadar Tampilan
Leya mengingatkan agar konsumen tidak hanya terpaku pada kemasan atau popularitas sebuah produk. Faktor seperti strategi pemasaran, target pasar, hingga komposisi bahan juga perlu diperhatikan.
Generasi Z dan Kesadaran Berbranding
Menurutnya, generasi muda sekarang lebih kritis dalam memilih produk. Mereka tak hanya tertarik pada tren, tetapi juga nilai-nilai yang diusung sebuah merek, seperti keberlanjutan atau etika produksi.
FOMO sebagai Pemicu Konsumen Cerdas
Terakhir, Leya menekankan bahwa FOMO sebaiknya dijadikan motivasi untuk menjadi pembeli yang lebih bijak. Dengan riset mendalam, konsumen bisa membedakan antara produk yang sekadar viral dan yang benar-benar bernilai.





