
Langkah Tepat Ukur Kesuksesan Diet: Jangan Hanya Fokus pada Timbangan!
Banyak orang menganggap angka di timbangan sebagai tolok ukur utama keberhasilan diet. Namun, menurut Mawar Lestari, S.Gz., ahli gizi dari RS Soeradji Tirtonegoro Klaten, lingkar perut justru menjadi indikator yang lebih akurat untuk menilai risiko obesitas dan penyakit terkait.
Mengapa Lingkar Perut Lebih Relevan?
– Lemak Perut Lebih Berbahaya: Lemak viseral yang menumpuk di sekitar perut meningkatkan risiko penyakit serius, meskipun berat badan terlihat normal.
– Timbangan Tak Bisa Bedakan Otot dan Lemak: Angka timbangan tidak menggambarkan komposisi tubuh, sehingga bisa menyesatkan.
Dampak Kesehatan yang Perlu Diwaspadai
Penumpukan lemak di area perut berkaitan erat dengan:
– Diabetes tipe 2
– Penyakit jantung
– Hipertensi
Berapa Ukuran Lingkar Perut yang Ideal?
Berdasarkan standar Kemenkes RI:
– Pria: Tidak melebihi 90 cm
– Wanita: Tidak melebihi 80 cm
Cara Mengukur dengan Tepat
Gunakan pita ukur melingkari perut pada titik tengah antara tulang rusuk bawah dan tulang panggul. Pastikan posisi berdiri tegak dan bernapas normal saat pengukuran.
Indikator Diet yang Lebih Bermakna
– Penurunan lingkar perut menunjukkan kemajuan lebih nyata dibanding sekadar angka timbangan.
– Fokus pada pola hidup sehat dan komposisi tubuh jauh lebih penting daripada mengejar penurunan berat badan instan.
Tips Jitu Menjaga Lingkar Perut Tetap Ideal
– Atur porsi makan: Isi separuh piring dengan sayur dan buah.
– Kurangi asupan gula, garam, dan lemak sesuai anjuran Kemenkes.
– Pilih karbohidrat kompleks seperti nasi merah atau gandum utuh.
– Aktif bergerak: Lakukan olahraga ringan minimal 30 menit setiap hari.
– Cukup tidur dan kelola stres untuk hindari penumpukan lemak berlebih.
Dengan pendekatan seimbang dan berkelanjutan, kesehatan tubuh bisa terjaga tanpa terpaku pada angka timbangan semata.