
Teknologi otomotif terus melesat maju, termasuk dalam sistem kemudi mobil. Dulu, kendaraan mengandalkan power steering hidrolik yang memerlukan oli, tetapi kini mayoritas mobil modern sudah beralih ke *electric power steering* (EPS) berbasis motor listrik tanpa cairan sama sekali. Perkembangan ini tidak hanya mengubah cara kerja kemudi, tetapi juga pola kerusakan yang sering muncul.
Perbedaan Masalah pada Sistem Kemudi Lama dan Baru
Rachmad, pemilik bengkel spesialis *understeel*, *shockbreaker*, dan power steering di Solo, Jawa Tengah, menjelaskan bahwa mobil lama dan modern memiliki karakteristik kerusakan yang berbeda.
Menurutnya, hampir semua mobil baru kini menggunakan EPS, di mana bantuan putaran setir berasal dari motor listrik, bukan lagi oli power steering. “Kalau mobil sekarang tidak pakai oli, sistemnya elektrik. Yang sering dikeluhkan biasanya suara berisik atau *glodakan* saat berkendara,” ujar Rachmad.
Masalah Umum pada Sistem Hidrolik
Sementara itu, mobil lama yang masih mengandalkan power steering hidrolik lebih sering mengalami kebocoran oli atau setir yang terasa berat saat diputar. Sistem ini bergantung pada pompa dan cairan khusus, sehingga kerusakan biasanya terlihat dari rembesan oli atau perubahan respons kemudi.
“Kalau mobil lama, masalahnya biasanya bocor atau setir berat. Penyebabnya bisa karena oli habis atau pompa bermasalah,” jelas Rachmad.
Keduanya, baik sistem hidrolik maupun elektrik, memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Rachmad menambahkan, tingkat kesulitan perbaikan juga bervariasi, tergantung pada tingkat kerusakan yang terjadi.