
Vaksin Campak: Perlindungan Optimal untuk Anak dari Penyakit Berbahaya
Vaksin campak bukan sekadar imunisasi biasa. Menurut Kementerian Kesehatan (Kemenkes), vaksin ini menjadi tameng bagi anak-anak dari ancaman penyakit campak dan komplikasi serius yang berpotensi fatal. Agar perlindungan maksimal, imunisasi campak diberikan tiga kali sepanjang masa tumbuh kembang anak.
Jadwal Pemberian Vaksin Campak
Kepala Biro Informasi dan Komunikasi Publik Kemenkes, Aji Muhawarman, menjelaskan bahwa vaksin campak pertama diberikan saat anak berusia sembilan bulan. Dosis berikutnya diulang pada usia 18 bulan, lalu dilanjutkan saat anak memasuki kelas 1 SD/MI atau setara. “Anak yang tidak bersekolah tetap wajib mendapatkannya,” tegas Aji dalam keterangan resmi, Senin (15/9/2025).
Mengapa Campak Berbahaya?
Campak disebabkan oleh virus yang mudah menular melalui percikan ludah saat penderita batuk, bersin, atau berbicara. Tingkat penularannya sangat tinggi. “Satu kasus campak bisa menginfeksi 12 hingga 18 orang yang belum terlindungi,” ungkap Aji, merujuk pada nilai *reproduction number* (Ro) penyakit ini.
Gejala utamanya meliputi:
- Demam tinggi (>38°C) selama lebih dari tiga hari
- Ruam merah dimulai dari belakang telinga
- Batuk, pilek, dan mata merah
Tanpa vaksinasi, campak dapat memicu komplikasi seperti pneumonia, radang otak (ensefalitis), hingga kematian. Komplikasi ringan seperti diare dan infeksi telinga juga sering terjadi.
Manfaat Vaksin Campak
Vaksin campak terbukti mengurangi risiko gejala berat dan komplikasi. Anak yang diimunisasi cenderung pulih lebih cepat jika terinfeksi, bahkan tanpa perawatan khusus. Kemenkes juga memperketat surveilans dengan mendeteksi kasus berdasarkan gejala minimal demam dan ruam untuk memutus rantai penularan.
Dengan cakupan imunisasi yang luas, potensi Kejadian Luar Biasa (KLB) campak dapat dicegah. Memberikan vaksin campak sesuai jadwal adalah langkah cerdas orangtua untuk melindungi masa depan anak.