
Debut Kontroversial Franco Mastantuono di Real Madrid
Rabu (20/8/2025) menjadi hari yang tak terlupakan bagi Franco Mastantuono. Gelandang muda asal Argentina itu akhirnya menjalani debutnya bersama Real Madrid dalam kemenangan 1-0 atas Osasuna. Namun, momen bahagianya ternoda oleh potensi masalah hukum terkait status registrasinya di kompetisi.
Mastantuono masuk sebagai pemain pengganti dengan mengenakan nomor punggung 30—nomor yang biasanya dipakai oleh pemain tim cadangan (Castilla). Hal ini memicu kecurigaan dari Miguel Galan, pengacara sekaligus presiden Pusat Pelatihan Pelatih Nasional Spanyol (CENAFE). Menurutnya, keputusan Madrid menurunkan Mastantuono bisa dianggap sebagai *alineacion indebida* (penyelarasan tidak sah).
Protes Hukum Mengintai
Galan menegaskan, Real Madrid merekrut Mastantuono sebagai pemain tim utama dengan nilai transfer mencapai 60 juta euro. Karena itu, ia tidak bisa didaftarkan sebagai bagian dari Castilla. Jika terbukti melanggar, Madrid berisiko dihukum dengan kekalahan *forfeit*.
Osasuna pun berpeluang mengajukan protes ke Komite Kompetisi Federasi Sepak Bola Spanyol (RFEF) dalam waktu 24 jam setelah pertandingan. Lebih dari itu, setiap penampilan Mastantuono di tim utama bisa digugat selama statusnya belum diklarifikasi.
Masalah Nomor Punggung dan FFP
Selain persoalan status, penggunaan nomor punggung 30 oleh Mastantuono disebut melanggar aturan La Liga tentang distribusi nomor resmi untuk skuad utama. Ada spekulasi bahwa Madrid sengaja mendaftarkannya sebagai pemain Castilla untuk mengakali aturan *Financial Fair Play* (FFP) dan membuka slot di tim utama.
Namun, manuver administratif ini bisa berbalik merugikan. Jika otoritas sepak bola Spanyol memutuskan untuk menindaklanjuti, debut Mastantuono yang seharusnya menjadi momen bersejarah justru bisa berujung pada sengketa hukum panjang bagi Los Blancos.
Franco Mastantuono, gelandang serang berusia 17 tahun milik River Plate, kini menjadi buruan klub-klub besar Eropa. Real Madrid dilaporkan menjadi tujuan berikut sang pemain.