
Program Makan Bergizi Gratis Capai 15 Juta Penerima, Targetkan 20 Juta di 2025
Program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang digagas Badan Gizi Nasional (BGN) telah berhasil menjangkau 15 juta penerima manfaat menjelang perayaan 80 tahun kemerdekaan Indonesia. Saat ini, program tersebut dijalankan melalui 5.235 Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) yang tersebar di 38 provinsi, 502 kabupaten, dan 4.770 kecamatan.
BGN menargetkan angka penerima manfaat akan meningkat menjadi 20 juta pada 15 Agustus 2025, sebelum akhirnya mencapai 82,9 juta di akhir tahun yang sama.
Target 20 Juta Penerima, Anggaran Rp 8,2 Triliun
Kepala BGN Dadan Hindayana menjelaskan, program ini dirancang untuk mengatasi tingginya angka kelahiran di kalangan keluarga berpendidikan rendah dan ekonomi lemah. “Kami telah melayani 15 juta penerima manfaat dan sedang mengejar target 20 juta pada Agustus mendatang. Intervensi gizi sejak dini sangat penting untuk memastikan generasi mendatang lebih sehat,” ujarnya di Jakarta, Kamis (14/8/2025).
Sasaran dan Strategi MBG
Program MBG tidak hanya menyasar anak-anak dari jenjang PAUD hingga SMA, tetapi juga memberikan bantuan gizi kepada ibu hamil, ibu menyusui, dan balita. Langkah ini diambil untuk menekan laju pertumbuhan penduduk Indonesia yang masih tinggi, yakni enam orang per menit atau sekitar 3 juta per tahun.
Dadan memproyeksikan populasi Indonesia akan mencapai 324 juta jiwa pada 2045 dan 325 juta pada 2060. “Mayoritas kelahiran tinggi berasal dari keluarga berpendidikan rendah dan berpenghasilan rendah, sementara kelas menengah dan atas cenderung memiliki lebih sedikit anak,” jelasnya.
Program ini juga terintegrasi dengan Sekolah Rakyat, di mana anak-anak dari keluarga kurang mampu diberi makanan bergizi secara rutin. “Dalam 20 tahun ke depan, tren ini akan membawa perubahan positif bagi kualitas sumber daya manusia Indonesia,” tambah Dadan.
Dampak Ekonomi Lokal
Selain manfaat kesehatan, MBG turut mendorong perputaran ekonomi lokal. Setiap SPPG membutuhkan pasokan harian seperti 200 kg beras, 3.000 butir telur, 350 ekor ayam, 300 kg sayur, 350 kg buah, dan 450 liter susu—semuanya dipasok oleh UMKM setempat.
Total investasi masyarakat untuk membangun SPPG yang sudah beroperasi mencapai Rp10 triliun, belum termasuk 17.000 unit yang masih dalam verifikasi. Jika target 30.000 SPPG tercapai, perputaran dana diperkirakan mencapai Rp40 triliun di luar anggaran pemerintah.
“Banyak restoran, kafe, dan hotel kini berubah menjadi SPPG. Ini menunjukkan bahwa program ini juga menggerakkan ekonomi,” pungkas Dadan.