
Di tengah pesatnya perkembangan teknologi, empati tetap menjadi nilai yang tak boleh terlupakan—bahkan di ruang digital sekalipun. Tragedi meninggalnya TAS, seorang mahasiswa Universitas Udayana, yang kemudian dijadikan bahan cemoohan oleh rekan-rekannya di media sosial, menyadarkan kita bahwa dunia maya bukanlah zona bebas etika. Setiap kata dan tindakan di ranah virtual memiliki dampak nyata terhadap kehidupan orang lain.
Dunia Maya, Tanggung Jawab Nyata
Menurut psikolog Clement Eko Prasetio, ruang digital sejatinya adalah bagian dari kehidupan sosial yang melibatkan manusia dengan segala perasaannya. Karena itu, berinteraksi di media sosial pun membutuhkan kesadaran untuk menjaga empati.
Prinsip yang Tak Boleh Hilang
- Berpikir sebelum berkomentar – Setiap unggahan atau tanggapan bisa memengaruhi psikologis orang lain.
- Hindari konten provokatif – Penyebaran informasi yang tidak sensitif berpotensi memicu konflik.
- Ingat bahwa ada manusia di balik layar – Interaksi digital tetaplah komunikasi antarmanusia yang membutuhkan respek.
Pesan utamanya jelas: nilai kemanusiaan dan tanggung jawab moral harus tetap dijaga, baik di dunia nyata maupun di dunia maya.