
Pernikahan, bagi sebagian orang, bukan lagi impian manis yang dinanti, melainkan sesuatu yang menimbulkan kegelisahan. Fenomena *marriage is scary* kian populer di kalangan generasi muda, di mana banyak yang memandang ikatan pernikahan sebagai momok menakutkan. Sebagian memilih menunda, bahkan ada yang sama sekali tidak berminat melangkah ke jenjang tersebut. Lantas, apa yang sebenarnya memicu ketakutan ini?
Fenomena marriage is scary, mengapa orang takut menikah?
Bukan hanya karena trauma orangtua bercerai
Ketakutan menikah atau fenomena *marriage is scary* semakin banyak ditemui di kalangan anak muda. Menurut Dr. Pingkan C.B Rumondor, M.Psi., psikolog klinis dewasa dan peneliti relasi interpersonal, fenomena ini dapat dipahami melalui teori belajar. Manusia cenderung membentuk persepsi berdasarkan apa yang mereka amati di sekitarnya.
“Jika yang sering dilihat adalah hal-hal negatif seperti KDRT, perceraian, atau bahkan pembunuhan dalam hubungan pernikahan, wajar jika muncul anggapan bahwa menikah itu menyeramkan,” jelas Pingkan dalam wawancara pada Minggu (14/9/2025).
Persepsi ini kemudian membuat seseorang enggan atau terlalu hati-hati untuk memutuskan menikah. Menurutnya, ketakutan ini muncul akibat paparan terus-menerus terhadap narasi negatif tentang pernikahan, tanpa adanya contoh positif yang seimbang.
“Ini bukan semata-mata karena trauma melihat orangtua bercerai. Faktor utamanya adalah paparan berulang terhadap kisah-kisah buruk tentang pernikahan,” tegasnya.
Hasil dari beberapa kondisi
Pingkan menegaskan bahwa tidak semua pengalaman buruk yang dialami orang lain akan terjadi pada diri seseorang. Ketakutan menikah biasanya muncul dari kombinasi beberapa faktor, bukan hanya satu penyebab tunggal.
Misalnya, seorang anak yang tumbuh dalam lingkungan dengan KDRT dan mengalami kekerasan sejak kecil mungkin mengembangkan pola pikir “aku tidak berdaya” atau “aku tidak punya kendali”.
“Saat dewasa, ia mungkin melihat pernikahan sebagai sesuatu yang penuh risiko—takut dikhianati, kehilangan kebebasan, atau hidup tidak sesuai harapan,” ujar Pingkan.
Kondisi yang menyebabkan orang takut menikah
Berikut beberapa faktor yang berkontribusi terhadap ketakutan seseorang untuk menikah:
1. Pengalaman keluarga jadi akar ketakutan
Yustinus Joko Dwi Nugroho, M.Psi., psikolog klinis dari RS DR Oen Solo Baru, menjelaskan bahwa dinamika keluarga bisa menjadi pemicu utama.
“Pernikahan orangtua yang penuh konflik, perceraian, atau KDRT bisa membentuk persepsi negatif,” kata Joko. Ia mencontohkan, seorang anak perempuan yang melihat ibunya menjadi korban KDRT mungkin menggeneralisasi bahwa semua pria berperilaku buruk. Hal serupa bisa terjadi pada anak laki-laki yang menyaksikan ayahnya menjadi korban kekerasan.
2. Berita soal pernikahan
Akses informasi yang mudah membuat berita negatif tentang pernikahan—seperti perselingkuhan selebriti atau kasus KDRT—semakin sering dikonsumsi.
“Paparan berulang terhadap konten seperti ini bisa memperkuat pandangan negatif tentang pernikahan,” jelas Joko.
3. Cerita orang lain
Testimoni dari teman atau kerabat yang mengalami pernikahan tidak bahagia juga turut memengaruhi.
“Ketika seseorang terus mendengar komentar seperti, ‘Jangan menikah, aku menyesal’, persepsinya bisa ikut terpengaruh,” ucap Joko.
4. Pengalaman pribadi
Pengalaman buruk dalam hubungan sebelumnya, seperti dikhianati atau tidak dihargai, bisa menumbuhkan rasa tidak percaya diri dan kekhawatiran akan kegagalan di masa depan.
“Rasa tidak aman ini sering kali berakar dari masa lalu, membuat seseorang cemas dan takut mengambil langkah ke jenjang pernikahan,” pungkas Joko.