Mengenal Sistem Transmisi pada Mobil Listrik vs. Mobil Konvensional
Perbedaan mendasar antara mobil listrik (EV) dan mobil berbahan bakar fosil (ICE) terletak pada cara keduanya mengatur putaran dan torsi untuk menggerakkan kendaraan. Sementara mesin konvensional mengandalkan transmisi multi-percepatan, mobil listrik justru bekerja dengan pendekatan yang lebih sederhana namun tetap efisien.
Motor Listrik vs. Mesin Pembakaran: Perbedaan Dasar
– Mobil listrik mengandalkan motor elektrik yang mampu memberikan torsi penuh sejak putaran awal, sehingga tidak memerlukan perubahan rasio gigi untuk menyesuaikan tenaga.
– Mobil ICE membutuhkan transmisi bertingkat karena mesin pembakaran hanya menghasilkan torsi optimal pada rentang putaran tertentu.
Transmisi pada EV: Sederhana tapi Efektif
Meski tidak memiliki gigi percepatan seperti mobil konvensional, mobil listrik tetap dilengkapi dengan sistem transmisi berupa single reduction gear. Komponen ini terdiri dari:
– Roda gigi reduksi yang menghubungkan motor dengan roda.
– Fungsi utamanya adalah mengalikan torsi sekaligus menyesuaikan kecepatan putaran motor dengan kebutuhan roda.
Peran Penting Roda Gigi Reduksi
Berbeda dengan transmisi konvensional yang memiliki rasio berubah-ubah, sistem pada EV menggunakan rasio gigi tetap. Ini memungkinkan:
– Distribusi torsi yang konsisten tanpa perlu perpindahan gigi.
– Efisiensi lebih tinggi karena minim gesekan dan komponen bergerak.
Inti Perbedaan
– EV tidak memerlukan transmisi multi-speed karena torsi sudah optimal sejak awal.
– Namun, tetap ada mekanisme transmisi berupa roda gigi reduksi untuk memastikan daya dari motor tersalurkan dengan efisien ke roda.
Robertus Danang Wiratmoko dari Wuling Motors menegaskan bahwa meski sederhana, sistem reduksi ini menjadi kunci performa transmisi pada mobil listrik.





