Menpora Luncurkan Terobosan Revolusioner untuk Masa Depan Olahraga Indonesia yang Gemilang

0 0
Read Time:2 Minute, 17 Second

# Pembuka

Sebuah momen menggugah terjadi saat Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Erick Thohir meminta seluruh staf Kemenpora membaca 191 peraturan menteri yang telah diterbitkan sejak 2009. Hasilnya? Tak satu pun yang mampu mengingatnya, bahkan dari mereka yang sudah puluhan tahun mengabdi. Bukan untuk mempermalukan, melainkan Erick ingin menunjukkan betapa regulasi yang menumpuk justru menjadi penghambat, bukan solusi.

Inilah wajah birokrasi olahraga Indonesia: banyak aturan, tetapi minim arah. Sistem yang seharusnya mendukung atlet justru terbelit formalitas, sementara pengurus sibuk berebut kekuasaan. Alih-alih memacu prestasi, regulasi malah menjadi beban.

Mengurai Regulasi yang Rumit

Erick Thohir pun mengambil langkah tegas: memangkas 191 peraturan menjadi kurang dari 20. Bukan sekadar efisiensi, melainkan upaya membongkar belenggu sistemik yang selama ini menghambat kemajuan olahraga nasional.

Salah satu langkah nyatanya adalah mencabut Permenpora Nomor 14 Tahun 2024 tentang standar pengelolaan organisasi olahraga prestasi. Aturan ini, meski bertujuan baik, justru menimbulkan tumpang-tindih wewenang dan berpotensi memicu intervensi pemerintah pada cabang olahraga yang seharusnya otonom. Padahal, intervensi semacam itu bisa berujung pada sanksi dari International Olympic Committee (IOC), bahkan mengancam partisipasi Indonesia di ajang internasional.

Pencabutan ini bukan tanpa dasar. Erick merujuk pada Perpres Nomor 12 Tahun 2025, yang menegaskan arah pembangunan olahraga jangka menengah. Dengan kata lain, ini bukan kebijakan sepihak, melainkan bagian dari desain besar menuju standar internasional.

Mengubah Pola Pikir, Bukan Hanya Aturan

Lebih dari sekadar teknis regulasi, Erick menekankan pentingnya perubahan sikap. Ia mengajak seluruh pihak, termasuk Kemenpora, untuk berintrospeksi. “Jika kementerian bisa berbenah, cabang olahraga dan stakeholder lain juga harus berani melakukan hal serupa,” tegasnya.

Pernyataan ini penting, mengingat dunia olahraga Indonesia kerap diwarnai konflik kepengurusan, ego sektoral, dan perebutan legitimasi. Kasus seperti anggar, berkuda, hingga sepak takraw adalah bukti betapa atlet sering menjadi korban dari perseteruan di atas.

Tiga Menpora sebelumnya—Imam Nahrawi, Zainudin Amali, dan Dito Ariotedjo—gagal menyelesaikan masalah ini. Erick, alih-alih menyalahkan pendahulu, memilih pendekatan musyawarah. “Atlet dan prestasi adalah tujuan utama, pengurus hanyalah support system,” ujarnya.

Tantangan di Depan Mata

Reformasi olahraga bukan perkara mudah. Selain menyederhanakan aturan, Erick juga harus menyelesaikan dualisme kepengurusan, menata hubungan antara KOI, KONI, dan pemerintah, serta memastikan transparansi pendanaan. Belum lagi godaan politik yang kerap menjadikan federasi sebagai ajang perebutan pengaruh.

Namun, Erick punya modal kuat. Sebagai satu-satunya anggota IOC dari Indonesia dan mantan Ketua KOI, ia memiliki jaringan global serta pemahaman mendalam tentang dunia olahraga. Posisinya di kabinet juga memberinya otoritas politik untuk mengambil kebijakan tegas.

Publik boleh berharap, tetapi juga harus tetap kritis. Penyederhanaan regulasi harus berdampak nyata: federasi lebih mudah bergerak, atlet lebih terdukung, dan sistem lebih transparan. Konflik kepengurusan harus diselesaikan, bukan ditunda.

Erick Thohir telah membuka pintu perubahan dengan baik. Namun, seperti dalam olahraga, harapan harus dibuktikan dengan kerja nyata. Hari ini, kita memberi apresiasi. Esok, kita menagih hasil.

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %

Related Posts

Prediksi Seru Skor Liverpool vs Man United 2025-2026: Siapa yang Akan Menang?

Laga Big Match Inggris: Liverpool vs Manchester United di Anfield Dua raksasa Premier League, Liverpool dan Manchester United, akan kembali berhadapan dalam laga panas di Anfield pada Minggu, 19 Oktober…

Rizky Ridho Ungkap Penyebab Timnas Indonesia Gagal Lolos ke Piala Dunia 2026

Rasa kecewa menyelimuti bek Persija Jakarta, Rizky Ridho, menyusul kegagalan Timnas Indonesia melaju ke Piala Dunia 2026. Ungkapan tersebut ia sampaikan usai laga Persija yang menang 3-1 atas Persebaya dalam…

Average Rating

5 Star
0%
4 Star
0%
3 Star
0%
2 Star
0%
1 Star
0%

You Missed

5 Tips Dokter Ampuh Cegah Migrain Akibat Cuaca Panas yang Menyiksa

  • By Admin
  • October 19, 2025
  • 0 views
5 Tips Dokter Ampuh Cegah Migrain Akibat Cuaca Panas yang Menyiksa

Raul dan Trackhouse Racing Cetak Sejarah dengan Kemenangan Epik di MotoGP Australia!

  • By Admin
  • October 19, 2025
  • 0 views
Raul dan Trackhouse Racing Cetak Sejarah dengan Kemenangan Epik di MotoGP Australia!

Bezzecchi Raih Podium Meski Dihukum Double Long Lap Penalty di Balapan Seru

  • By Admin
  • October 19, 2025
  • 0 views
Bezzecchi Raih Podium Meski Dihukum Double Long Lap Penalty di Balapan Seru

PO Sinar Jaya Luncurkan Rute Eksklusif Bandung – Bali dengan Sleeper Bus Nyaman

  • By Admin
  • October 19, 2025
  • 0 views
PO Sinar Jaya Luncurkan Rute Eksklusif Bandung – Bali dengan Sleeper Bus Nyaman

6 Zodiak Paling Kompak & Harmonis: Pasangan yang Saling Mendukung Tanpa Syarat

  • By Admin
  • October 19, 2025
  • 0 views
6 Zodiak Paling Kompak & Harmonis: Pasangan yang Saling Mendukung Tanpa Syarat

Fakta dan Solusi

  • By Admin
  • October 19, 2025
  • 0 views
Fakta dan Solusi